Bertahan Hidup, Ida Harus Berjuang di Tengah Covid-19

Bertahan Hidup, Ida Harus Berjuang di Tengah Covid-19

BANJARMASIN - Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ikut terpukul, seiring penjualan produk yang melemah. Menurunnya penjualan sebagai imbas wabah Covid-19 juga dirasakan salah satu pelaku UMKM, Ida Mahrati yang memiliki usaha wadai di Kota Banjarmasin.

Ibu 47 tahun ini merupakan pemilik usaha wadai kecil-kecilan di Jalan Pramuka, Banjarmasin. Usaha berjualan wadai dilakoni Ida sejak 2016 lalu, semenjak suaminya meninggal karena sakit. 

Dia mengaku, pandemi saat ini mempengaruhi kelangsungan jualannya, karena pendapatan yang diperoleh dari usaha wadai tersebut terus merosot.

“Dalam sehari saya hanya mendapatkan keuntungan rata-rata Rp50 ribu. Dari keuntungan tersebut Rp15 ribu harus Ia bayarkan ke cicilan hutang harian,” ucapnya sedih, Minggu (31/5/2020).

Saat usaha wadai sedang 'lesu', Ida juga harus memikirkan biaya sekolah anak-anaknya yang menunggak untuk pembayaran SPP. Kondisi ini membuat dirinya dirinya berhutang agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

"Ini semua demi anak-anak saya, yang penting mereka bisa sekolah," ujarnya.

Dalam kesehariannya, Ida memulai berjualan wadai dari pukul 03.00 dini hari. Ia harus ke pasar untuk mendapatkan jajanan dengan harga murah yang akan dia jual kembali.

“Per biji saya dapat untung Rp200 rupiah dan saya biasanya bawa uang Rp200 ribu ke pasar," terangnya.

Mendegar cerita itu, Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kalimantan Selatan memberikan bantuan modal untuk  usaha melalui program Sahabat Usaha Mikro Indonesia (SUMI) kepada Ida agar tetap semengat berjualan di tengah pandemi Covid-19 di Banjarmasin.

"Terima kasih banyak atas bantuannya, semoga ACT dan para donatur mendapat berkah atas kebaikan ini," ucapnya haru.

Program SUMI ini menurut Koordinator Program ACT Kalsel, Retno Sulistiyani, bertujuan untuk mendampingi para ibu yang berjuang mencari nafkah di tengah pandemi corona. Program ini merangkul berbagai pihak termasuk UKM yang sudah mulai bertumbuh atau ibu rumah tangga yang belum memiliki usaha.

“Kami mendorong para ibu memulai dari olahan sehari-hari. Misal, sering membuat cemilan untuk anak-anaknya bisa inovasi lagi sehingga layak untuk ditawarkan kepada warga sekitar,” ujarnya.[iqbal/rilis]
Lebih baru Lebih lama