PARINGIN – Ketua Komisi III DPRD Balangan, Hafiz Anshari, menegaskan pentingnya penguatan langkah mitigasi bencana di daerah. Ia meyakini Pemerintah Kabupaten Balangan bersama instansi terkait telah menyiapkan berbagai upaya antisipasi, salah satunya melalui pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB).
Pembentukan forum ini mulai digagas dalam Rapat Pra Musyawarah yang dilaksanakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balangan di ruang rapat instansi tersebut. Hafiz turut hadir dalam rapat tersebut sekaligus memberikan dukungan penuh atas inisiatif BPBD.
Menurutnya, kehadiran FPRB menjadi wadah strategis untuk menyatukan langkah mitigasi bencana secara menyeluruh dengan melibatkan unsur pemerintah, masyarakat, maupun lembaga terkait lainnya.
“FPRB hadir sebagai forum strategis yang menyatukan langkah-langkah mitigasi bencana secara menyeluruh dan berbasis lokal,” ujarnya, Kamis (4/9/2025).
Hafiz menekankan, ke depan BPBD bersama tim yang ditempatkan di setiap kecamatan perlu lebih intensif melakukan pemantauan daerah rawan bencana serta menyampaikan informasi dini kepada masyarakat.
“Kita berharap Pemda juga turut memberikan peringatan dini, khususnya di wilayah yang rawan banjir, longsor, maupun kebakaran hutan. Harapannya, warga selalu siap dan waspada,” jelasnya.
Selain itu, ia meminta agar perangkat daerah mulai menyiapkan prosedur penanganan yang jelas, baik dari sisi sumber daya manusia maupun sarana pendukung. Hal ini dinilai penting agar aparat tidak gagap ketika bencana benar-benar terjadi.
“Artinya, ketika bencana datang, mereka sudah tahu prosedur apa yang harus dilakukan. Jangan sampai kesiapannya kurang sehingga masyarakat yang dirugikan,” tambahnya.
Sebagai Ketua Komisi III DPRD Balangan, Hafiz menyatakan siap mendukung penguatan mitigasi bencana, termasuk dari aspek perencanaan anggaran.
“Saya sangat mendukung terbentuknya forum ini. Dengan kapasitas saya, tentu akan kami dukung dari sisi perencanaan dan alokasi anggaran,” tegasnya.
Dengan terbentuknya FPRB, diharapkan Balangan memiliki sistem mitigasi bencana yang lebih tangguh, adaptif, dan mampu mengurangi risiko kerugian yang ditimbulkan akibat bencana alam.[martino]
