Terbebani Beli Kuota, Orangtua Siswa Keluhkan PJJ Daring

Terbebani Beli Kuota, Orangtua Siswa Keluhkan PJJ Daring

BANJARMASIN - Bagi mereka yang mampu, Pembelajaran Jarak Jauh (PPJ) melalui media dalam jaringan alias daring, tentu tak masalah. Namun bagi mereka yang pas-pasan, belajar daring tentu menambah beban.

Pasalnya, sudah bisa dipastikan mereka harus memiliki android plus kuota internet yang cukup. Di situasi pandemi Covid-19 ini, ekonomi sulit dan lebih penting untuk mengganjal perut agar tetap bertahan hidup.

Realistis, jika tak sedikit orangtua siswa yang mulai mengeluhkan lantaran kebutuhan akan duit, khususnya untuk beli kuota internet, membengkak.

Selain itu, para peserta didik juga sudah merasa bosan dan kebingungan, karena mengerjakan banyak tugas dari guru pengajar, yang terkadang kurang disertakan penjelasan yang detail.

Kondisi ini diungkapkan orangtua siswa, Nora Purwati, Kamis (22/7/2020). Kepada wartawan, warga Teluk Dalam Banjarmasin Barat ini mengeluhkan beban ini.

Menurutnya, keluhan yang disampaikannya itu bukan dari dirinya saja, tetapi hampir semua orangtua. Bahkan terkadang terjadi permasalahan jaringan internet, akibat fasilitas yang dimiliki tidak menunjang.

Untuk memiliki smarphone dan pemakaian kuota internet, tentu harus menguras dompet orangtua. Tak bisa dibayangkan jika mereka yang tergolong keluarga tak mampu dan memiliki lebih dari 3 anak, harus belajar daring.

"Saya harus mengeluarkan uang hingga ratusan ribu per bulan untuk membeli kouta internet anaknya,” ujarnya.

Selain itu, Ia juga harus menyediakan waktu yang cukup untuk mendampingi anak selama proses belajar mengajar. Tentunya ingin ikut mengganggu aktivitas bekerja. 

“Saya berharap pemerintah segera membuat inovasi, agar siswa kembali belajar ke sekolah, namun tetap memberikan rasa aman kepada siswa," pinyanya. 

Menanggapi keluhan ini, Anggota Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin Hari Kartono mengatakan, sekarang ini pemerintah sedang menghadapi permasalahan besar, terutama dalam menyelengarakan dunia pendidikan.

Menurutnya, di satu sisi pemerintah ingin melahirkan generasi yang tercerdas dengan melaksanakan secara normal, tetapi kondisinya masih pandemi virus Corona yang saat ini masih mengancam. 

Untuk mengatasi keluhan orangtua siswa itu, khususnya dalam pembelian kuota internet, sehubungan PJJ sebaiknya pihak sekolah bisa menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) nomor  8 tahun 2020, disebutkan bahwa dalam penggunaan dana BOS, kepala sekolah wajib menyiapkan kuota internet bagi guru dan siswa.

"Pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, membolehkan dana BOS digunakan untuk memenuhi kebutuhan kuota internet baik untuk para siswa, maupun guru selama menjalankan proses belajar mengajar dari rumah,” bebernya.

Hari menyebut, sangat besar risikonya jika anak-anak dikembalikan belajar di sekolah. Sebab tidak ada yang bisa memberikan jaminan, aktivitas anak-anak di sekolah bisa menjalankan protokol kesehatan, dengan ikut imbauan pemerintah.

Atas pertimbangan itu, anggota dewan dari Fraksi Partai Gerindra ini memaklumi alasan Pemkot Banjarmasin yang belum mengeluarkan kebijakan penyelenggaraan pendidikan secara tatap muka langsung antara guru dengan siswa, sebagaimana sebelum wabah virus Corona.

"Apalagi penyebaran virus ini di Kota Banjarmasin masih sangat tinggi dan kini sudah menembus angka hampir 1.969 yang dinyatakan positif,” tutupnya.[toso]
Lebih baru Lebih lama