BANJARMASIN - Dari sejumlah daerah di Kalimantan Selatan, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Banjarmasin tahun 2020 dinilai mampu menyedot animo masyarakat cukup besar.
Selain diikuti petahana yang kembali mencalonkan diri dengan menggandeng mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Banjarmasin, Arifin Noor, ada tiga pesaing lain yang tidak bisa dianggap remeh, yakni pasangan Hj Ananda – H Mushaffa Zakir yang diusung koalisi besar PAN, Golkar, PKS, Nasdem, PKPI dan Partai Perindo.
Tidak hanya itu, mantan Setdaprov Kalsel Abdul Haris Makie juga ambil bagian dengan Ilham Nor ST di bawah dukungan Partai Gerindra, PPP, PBB dan Hanura.
Tak hanya calon usungan Parpol, Pilkada Banjarmasin juga diramaikan dengan keikutsertaan calon perseorangan, yaitu mantan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Banjarmasin, Khairul Saleh berpasangan dengan Habib Ali Al Habsy.
Pengamat Politik Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Enly Hadiannor mengatakan, peluang keempat bakal Calon Walikota dan Wakil Walikota Banjarmasin yang telah mendaftarkan diri ke KPU Banjarmasin beberapa waktu lalu sama besar.
Dosen senior mata kuliah Pengantar dan Sistem Ilmu Politik FISIP ULM Banjarmasin itu menilai, kehadiran tiga penantang yakni Hj Ananda, Abdul Haris Makie, dan Khairul Saleh, tidak bisa dianggap remeh petahana Ibnu Sina, karena ketiganya memiliki pengalaman dan track record yang baik.
"Sebut saja Hj Ananda, seorang wanita hebat mantan finalis Putri Indonesia, punya sederet pengalaman politik dan punya konstituen yang setia. Ini akan menjadi ancaman bagi petahana. Belum lagi H Abdul Haris Makie dengan latar belakang Nahdiyin dan birokrat tentu punya pengalaman pemerintahan. Begitu juga Khairul Saleh yang percaya diri maju dengan dukungan masyarakat. Oleh sebab itu Pilkada Banjarmasin saya katakan menarik dan sangat ketat," terang Enly.
Enly sapaan akrabnya menjelaskan, dalam politik ada yang namanya "Empat P". Pertama Promotion, Product, Price, dan Place. Keempat faktor tersebut lanjutnya harus dimaksimalkan oleh calon atau tim sukses calon, agar meraih hasil yang maksimal, yakni meraup suara pemilih terbanyak pada Pilkada 9 Desember 2020 nanti.
"Saya tertarik kehadiran Hj Ananda dalam kontestasi Pilkada Banjarmasin kali ini. Bagaimana dia mempromosikan diri sebagai kaum milenial dan figur atau sosok yang punya pengalaman politik dengan segala prestasinya. Ada kesan alamiah dan nuansa kejujuran yang saya lihat dari sosok Hj Ananda. Hal ini jika dilakukan dengan baik, mampu merebut hati masyarakat pada 9 Desember 2020 nanti," akunya.
Proses tahapan Pilkada dimulai ketika bakal calon mendaftar, penetapan, pengundian nomor, kampanye, hingga pencoblosan 9 Desember 2020 nantinya, merupakan sebuah rangkaian yang tidak terpisahkan bagi calon dalam menarik hati konstituen atau pemilih.
"Ketika H Abdul Haris Makie berziarah ke makam Sultan Suriansyah misalnya, ini sebuah Promotion Politic untuk menarik minat masyarakat. Hj Ananda yang datang ke KPU berjalan kaki dari Markas Pemenangan diiringi simpatisan dan pendukung juga sangat menarik dan mampu menyedot perhatian warga. Promosi politik, produk atau figur, prize atau cost politik, dan place atau tempat menjadi faktor yang sangat penting agar hasil yang didapat maksimal," jelasnya.
Ketika ditanya kans atau peluang Hj Ananda menjadi Walikota perempuan pertama di Kota Banjarmasin, Enly menyebut itu sebuah hal yang sangat mungkin terjadi.
Pengalaman politik tiga periode berturut turut dipercaya menjadi Anggota DPRD Banjarmasin, pernah menjabat Ketua DPRD dan terakhir menjadi Wakil Ketua DPRD Banjarmasin, menjadi modal besar bagi Hj Ananda menjadi pilihan baru bagi masyarakat Banjarmasin.
"Bisa saja masyarakat ingin merasakan pemimpin baru yang mampu membawa perubahan bagi Kota Banjarmasin. Semua tergantung bagaimana calon nantinya mengemas dan memberikan gagasan berupa visi misi sehingga mampu meyakinkan masyarakat," pungkasnya.[mia/rilis]
Tags
metro