BANJARMASIN - Buntut penusukan ulama, Syekh Ali Jaber di Lampung, memantik kepedulian umat muslim di berbagai daerah di Tanah Air. Kepedulian terhadap ulama ini juga menjalar ke Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Setidaknya, puluhan massa aksi yang tergabung dalam Front Pembela Islam (FPI), Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, Presidium Alumni (PA) 212 melakukan demo di depan Gedung DPRD Kalsel.
"Kami meminta kepada penegak hukum melalui anggota dewan, ada apa ini? Apakah kasus ini mau dibiarkan, ditunda atau dituntaskan," tandas perwakilan demo dalam orasinya, Jumat (18/9/2020).
Menurutnya, kejadian ini hampir setiap tahun terulang. Sehingga menciptakan keresahan, kekhawatiran di masyarakat. Terkhusus para alim ulama dan imam saat mengimami di masjid dan nanti siapa yang mengayomi masyarakat.
Dalam aksi tersebut ada 5 tuntutan yang dibawa dan diserahkan kepada anggota DPRD Kalsel.
Di sisi lain, Anggota Komisi IV DPRD Kalsel, Abd Hasib Salim menemui massa aksi dan mengapresiasi serta menghargai apa yang mereka sampaikan.
"Dan kita terima seluruh aspirasi mereka, apalagi bentuk tertulis ini. Selanjutnya akan kami sampaikan kepada pimpinan dan Komisi I yang membidangi," jelasnya kepada awak media, usai menemui masa aksi demonstrasi.
Ia juga menyampaikan, bahwa pada Senin (21/9/2020) nanti aksi massa tersebut meminta agar dipertemukan dengan pimpinan daerah. Ini untuk menyikapi apa yang mereka sampaikan kepada dewan.
"Jadi bagi kami ini adalah sesuatu yang sangat baik dan kami harus tetap bersedia menerima aspirasi ini serta memperjuangkan aspirasi ini," imbuhnya.
Tambahnya, karena bagaimana pun dan siapapun yang namanya bela ulama, bela para pemimpin dan imam itu, tidak ada yang buruk sepanjang melalui koridor yang tidak bertentangan.[fuad]
Tags
metro