Tatap Muka Sekolah Direncanakan November 2020

Tatap Muka Sekolah Direncanakan November 2020

BANJARMASIN - Jika tak ada aral, November 2020 Pemerintah Kota Banjarmasin akan melaksanakan pembelajaran tatap muka bagi seluruh siswa siswi, mulai Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). 

Kebijakan ini dinilai terlalu berisiko, mengingat di 5 kecamatan Banjarmasin masih belum dinyatakan aman dari pandemi Covid-19. Jika Pemkot memaksa menerapkan pembelajaran tatap muka di sekolah, dikhawatirkan akan terjadi klaster sekolah.

“Saya menilai menerapkan pembelajaran tatap muka di sekolah, belum saatnya dilakukan, karena seluruh kecamatan Banjarmasin masih dalam  pandemi Covid-19,” tandas Ketua Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin, Matnor Ali, Kamis (22/10/2020).

Politisi Partai Golkar ini menegaskan, kalau Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin memaksakan diri dalam menyelenggarakan pembelajaran tatap muka dengan dalih adanya wilayah zona hijau, tentunya harus ada pertimbangan.

Hendaknya, lanjut Matnor, siswa yang hadir jangan full atau dibuat dengan sistem shift dengan pelajaran yang sama. Karena secara pribadi dirinya tidak menjamin. Dengan adanya pembelajaran tatap muka itu, rentan akan menimbulkan klaster baru.

“Memang Kota Banjarmasin dikatakan landai, tetapi landai itu bukan tidak terhapuskan, sepanjang pemerintah belum meluncurkan vaksin di akhir tahun ini, maka masih sanksi Covid-19 bisa hilang,” jelasnya.

Menurut Matnor, pihaknya percaya melalui Dinas Kesehatan selalu melaporkan data kepihaknya, seperti Rabu 21 Oktober, terkonfirmasi dari awal hingga sekarang 3.402 orang. Artinya kasus baru hanya 3 orang, kemudian kasus meninggal dunia 164 orang, sembuhnya sebanyak 3.099 orang per tanggal 21 Oktober 2020 lalu.

Warga yang sembuh secara keseluruhan sekitar 400 orang, termasuk dalam perawatan. Dengan demikian dikurangi warga diluar Banjarmasin, artinya warga Banjarmasin kurang lebih sekitar 200 orang, tetapi jangan disebut bahwa Kota Banjarmasin bebas Covid-19.

“Tetapi bisa menjamin anak didik SD, bisa terkontrol mereka bermain, dari orang terkena Covid-19, artinya semua guru harus super ekstra untuk memberikan instrumen yang akan diterapkan. Seperti gunakan masker, siapkan tempat cuci tangan dan sebagainya,” pungkasnya.[toso]
Lebih baru Lebih lama