SYL Minta Penguatan Kapasitas SDM Pertanian Ditingkatkan

SYL Minta Penguatan Kapasitas SDM Pertanian Ditingkatkan

BOGOR – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) meminta agar penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian terus ditingkatkan.

Hal tersebut diutarakannya saat memberikan arahan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) di Hotel Arch Bogor, Selasa (12/1/2021).

Pada kesempatan ini, SYL dihadapan para kepala UPT lingkup BPPSDMP dan Satker Bidang Penyuluhan seluruh Indonesia, Duta Petani Milenial, Ketua FK P4S Nasional, dan Perwakilan IKAMAJA menyampaikan bahwa NTP (Nilai Tukar Petani) di tengah situasi sulit pada Triwulan II dan III tahun 2020 naik 0.66 % sebesar 101,36 sedangkan NTUP (Nilai Tukar Usaha Keluarga Petani) sebesar 102, 42, dan ekspor Pertanian naik 12, 2 %.

“Kita masih terus mendorong pertanian yang maju, mandiri dan modern. Modern itu berarti di dalamnya kita bicara SDM. Bagaimana mau cepat kalau masih pakai kendaraan kemarin. Bagaimana mau maju kalau ilmunya, teknologinya, mekanisasinya masih seperti yang kemarin,” kata Mentan SYL.

Bukan tanpa alasan hal itu dilakukan, Mentan SYL berharap pertanian menjadi penopang utama bagi hadirnya solusi bangsa dan negara. 

“Bagaimana caranya produktivitas meningkat, sistem pengolahannya maju. Pertanian harus maju, mandiri, modern menggunakan riset, sains dan teknologi,” paparnya.

Pertanian maju, mandiri, modern menurut Mentan SYL mensyaratkan adanya proses pembelajaran yang tak pernah berhenti. Dua hal penting menurutnya adalah proses learning melalui sekolah dan unlearning melalui percontohan.

“Kita bersaing dengan Filipina. Tak usah bilang produk Korea, Vietnam, Thailand, Jepang, Australia. Saya sedang usahakan satu provinsi mendapat pendanaan untuk mengubah mekanisasinya. Industrinya kita ubah, Tahun 2021 alat picu kita harus lebih maju lagi, lebih mandiri dan lebih modern lagi. Tahun 2021 harus lebih besar, karena pertanian menjadi kekuatan yang secara nyata bisa menghadapi tantangan dan turbolensi,” ucap Mentan SYL.

Oleh karena itu, Mentan SYL menyaratkan banyak perubahan di tahun 2021 ini, termasuk paradigma berpikir di tengah pandemic Covid-19. 

“Petani kita harus semakin sejahtera. Cara pandang kita tidak boleh seperti kemarin. Bagaimana memandirikan pertanian untuk menyangga daerah masing-masing, menyangga kabupaten, provinsi hingga nasional. Semua harus punya cita-cita itu,” tegas Mentan SYL.

Sementara Kepala BPPSDMP Pertanian, Dedi Nursyamsi menyampaikan 3 program aksi BPPSDMP, pertama Mengenjot Pengembangan BPP Kostratani, kedua membangun 2,5 juta petani milineal dan ketiga Genjot  Pendidikan Vokasi.

Dedi juga menerangkan, untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian, upaya yang dilakukan adalah meningkatkan produktivitas, kuantitas dan kualitas produk pertanian. Ketiga upaya tersebut diwujudkan salah satunya melalui Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) sampai ke level kecamatan yang merupakan pusat gerakan pembangunan di tingkat kecamatan, dan diatur dalam Permentan 49 tahun 2019.

“Di samping penguatan Kostratani, Saat ini BPPSDMP secara simultan melakukan penguatan data pertanian dalam rangka meningkatkan kualitas layanan data dan informasi pertanian. Melalui Sistem Informasi Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN) yang berbasis nomor Induk Kependudukan (NIK), maka data kelembagaan petani dan penyuluh menjadi lebih akurat untuk dijadikan dasar atau acuan dalam penetapan CPCL, pemberian bantuan pemerintah (BANPEM) dan subsidi lingkup Kementan atau K/L lain yang membutuhkan,” terang Dedi.

Dedi juga menegaskan, konsolidasi Kostrawil, Kostrada dan Kostratani serta dukungan sarana Informasi Teknologi (IT) sangat diharapkan untuk memperkuat peran sektor pertanian dalam menopang pertumbuhan ekonomi di tengah Pandemi Covid-19.

Selain itu, Dedi menekankan tiga agenda di tahun 2021 selain Kostratani yang kedua yakni mencetak 2,5 juta petani milenial melalui pendidikan vokasi.

“Kami juga sudah mencanangkan 1.000 petani milenial magang di Jepang. Juga pelatihan kewirausahaan bagi 1.000 petani milenial. Kita hubungkan mereka dengan KUR (Kredit Usaha Rakyat),” paparnya. 

Terakhir, Dedi juga menyebut pihaknya mendukung penuh program eselon satu lainnya, terutama program Food Estate.

“Kami support dengan membangun koorporasi. Kita sudah bangun sebanyak delapan unit Badan Usaha Milik Petani 8 di Kalimantan,” tegasnya.[yulia/adv]

Lebih baru Lebih lama