Food Estate Cluster Dadahup, BBPP Binuang Tingkatkan Kompetensi Petani

Food Estate Cluster Dadahup, BBPP Binuang Tingkatkan Kompetensi Petani

KUALA KAPUAS - Untuk mewujudkan  Food Estate di Kabupaten Kapuas, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang melaksanakan Pelatihan Tematik Budidaya Padi Lahan Rawa di BPP Dadahup  Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.

Pelatihan ini dilaksanakan selama tiga hari, dari 12 hingga 14 Maret 2021. Peserta pelatihan berjumlah 35 orang dari kecamatan Dadahup. 

Kegiatan Pelatihan dimulai dengan penjelasan Program Food Estate yang disampaikan Widyaiswara Ahli Madya, Budiono mewakili Kepala BBPP Binuang.

Saat memberikan sambutan pembukaan, Jumat (12/3/2021), Budiono menekankan bahwa kegiatan Food Estate, selain penyedian pangan untuk berkontribusi memantapkan swasembada pangan nasional, juga sebagai wahana percepatan meningkatkan kesejahteraan  dan kemandirian petani. 

"Keberadaan koorporasi petani, di mana Kelompok Tani diharapkan mampu menjelma menjadi Badan Usaha yang profesional untuk akselerasi mencapai kemakmuran peserta Food Estate," terangnya. 

Menurutnya, Koorporasi seperti Badan usaha Koperasi atau bahkan PT terbentuk, sehingga petani mempunyai akses pelayanan dan informasi teknologi, pasar dan daya  tawar dalam proses bisnis dan tidak mudah dimainkan oleh tengkulak.

Senada, Kepala BPPSDMP, Prof Dedy Nursyamsi, saat memberikan arahan dalam coffee morning melalui zoom, Senin 15 Maret 2021 menyebutkan bahwa dalam rangka untuk percepatan mewujudkan food estate diharapkan penguatan kelembagaan petani dalam bentuk perseroan terbatas (PT).

Sementara itu, Kepala BBPP Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si menggatakan, pelatihan-pelatihan ke depan dalam rangka mendukung program Food Estate dapat dilaksanakan dengan berkolaborasi dengan mitra kerja penyedia saran produksi program food estate.

"Ini mengingat keterbatasan anggaran pelatihan balai," sela Yulia.

Melalui pelatihan tematik budidaya padi lahan rawa, peserta dibekali teknologi tepat guna dalam  menentukan status kesuburan lahan, menentukan kebutuhan, seleksi dan proses benih/perbenihan, serta membuat pupuk organik (padat dan cair).

Kemudian, Biochar dari limbah pertanian dan menghitung kebutuhan pupuk anorganik, membuat pestisida nabati, teknis pengendalian hama penyakit terpadu, alternatif metode penananaman (pemilihan penggunaan alsintan pengolahan lahan, disain penanaman, dan waktu tanam.

Selanjutnya, menghitung kebutuhan alsintan dalam suatu cluster/sub cluster), menghitung dan mengatur tata kelola air (drainase), menyusun jadwal kegiatan budidaya (mulai persiapan tanam hingga panen dan penanganan pasca panen). 

"Harapan menjadi gerbang emas percepatan menuju pertanian yang modern. Tindak lanjutnya untuk mengawal purnawidya ini dilakukan dengan zoom dan atau WA Group sebagai media konsultasi dan pengawalan teknis pendampingan penerapan teknologi spesifik lokal di samping akan menjalin kolaborasi dengan lintas UPT Kementan, sektor dan swasta khususnya yang konsen terhadap kesuksesan Program Food Estate,“ papar Budiono.

Ismail, salah satu peserta dan pengurus Gakpotan di wilayah BPP Dadahup menambahkan, pembelajaran budidaya padi lahan rawa sangat dirasakan manfaat baik bertambahnya wawasan, motivasi berkoorporasi, keterampilan dan inovasi teknologi tepat guna yang selama ini dirasa sangat kurang, dalam rangka  meningkatkan produksi dan pendapatan petani.

Nuriyami Lutfi, peserta pelatihan tematik budidaya padi lahan raya di BPP Dadahup mengaku sangat senang dengan kegiatan pelatihan yang digelar BBPP Binuang, karena di wilayah ini jarang sekali ada kesempatan untuk mengikuti pelatihan. 

Ilmu yang sebelumnya tidak diketahui dengan ikut pelatihan menjadi paham dan dapat ditindaklanjuti dalam menentukan kebutuhan bibit, pupuk dilanjutkan membuat dan menggunakannya dilahan. 

"Pembuatan pestisida yang bahannya melimpah di desa kami dapat dimanfaatkan menjadi pestisida nabati dengan menambahkan bahan pelarut efektifitas pestisida nabati dari 40% dapat ditingkatkan menjadi 85% mengendalikan serangan hama dna penyakit di desa kami, membuat persemaian DAPOK untuk memenuhi penanaman menggunakan mesin Rice Transplanter. Tentu saya harap kepada BBPP Binuang agar terus mendampingi kami petani di Dadahup,” bebernya.

“Sungguh luar biasa peluang dapat mengikuti pelatihan ini. Bukan hanya wawasan, pengetahuan, motivasi, tapi peserta juga dibekali dalam mengoptimalkan peluang dari program Food Estate dengan berproduksi pupuk, pestisida, benih/persemaian yang dirasa sementara masih belum bisa tercukupi sesuai skedul dan kualitasnya sesuai harapan peserta Food Estate," jelas Arpani, Kepala BPP Dadahup.

Keuntungan lainnya akan mengembangkan lapangan usaha/berusaha dan menyerap tenaga kerja lokal Food Estate yang belum terlibat langsung karena sebagai pelaku usaha kecil dan pemuda tani/petani milenial, yang pada akhirnya mampu mengungkit perekonomian di kawasan cluster-cluster food estate.[advertorial]
Lebih baru Lebih lama