Melek Teknologi Informasi, BBPP Binuang Latih Multimedia IT

Melek Teknologi Informasi, BBPP Binuang Latih Multimedia IT

BBPP Binuang kembali melaksanakan pelatihan bagi Aparatur Angkatan 9 dengan tema Pelatihan IT Bagi Penyuluh Pertanian Lapangan Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara.

Pelatihan IT bagi Penyuluh Pertanian dilaksanakan di BPP Nunukan Nunukan, Kalimantan Utara selama 3 hari, mulai 25 sampai dengan 27 Mei 2021. Peserta berasal dari penyuluh Pertanian di 10 BPP yang ada di wilayah Kabupaten Nunukan.

Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah memberikan pemahaman kepada PPL mengenai penderasan informasi teknologi pertanian di era Agriculture 4.0 dengan materi yang disampaikan adalah Pembuatan Web Blog, Akses Laporan Utama Kementerian Pertanian, dan Pemanfaatan Telecofrence Zoom.

Pada kegiatan pelatihan ini tampak hadir Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Masniadi beserta jajaran staf, Widyaiswara BBPP Binuang, Retno Hermawan M.Si dan Tota Totor Naibaho MP.

Ketua Panitia sekaligus Kepala Bidang PSP DPKP Kabupaten Nunukan, Rahmawati melaporkan, anggaran kegiatan murni berasal dari BPPSDM Kementan - BBPP Binuang. 

"Kita hanya sebagai pelaksana kegiatan," imbuhnya.

Kepala DPKP Kabupaten Nunukan, Masniadi dalam sambutannya menyampaikan selamat datang kepada para Narasumber/Widyaswara BBPP Binuang dan pejabat yang mewakili Kepala BBPP Binuang.

Menurutnya, kegiatan seperti ini penting, apalagi dengan materi IT, yang mana zaman sekarang kita harus "melek" teknologi sehingga tidak di anggap "Gaptek".

"Harapan kami kegiatan seperti ini bisa lebih rutin di laksanakan agar ada transfer ilmu kepada para penyuluh sebagai bekal dalam mendampingi para pejuang pangan di wilayah binaannya," terangnya.

Sebelum membuka kegiatan, Masniadi juga menyampaikan agar para peserta serius mengikuti kegiatan dan pada akhirnya sebagai bekal melaksanakan tugas di lapangan.

"Harapan kami kegiatan seperti ini bisa lebih rutin dilaksanakan agar ada transfer ilmu kepada para penyuluh sebagai bekal dalam mendampingi para pejuang pangan di wilayah binaannya. Para peserta harus serius mengikuti kegiatan dan pada akhirnya sebagai bekal melaksanakan tugas di lapangan," ujar Masniadi.

Retno menyatakan, Era Agriculture 4.0 tentunya tidak bisa terhindarkan lagi. Untuk itu diperlukan kesiapan sumberdaya manusia yang dituntut dapat mengelola dan menghadapi disrupsi Informasi Teknologi (IT). Sebagai seorang penyuluh  pertanian harus terus update informasi dan memberikan layanan kepada petani dengan cepat dan tepat.

"Di Era Agriculture 4.0, tentunya tidak bisa terhindarkan lagi. Perlu sumber daya manusia yang dituntut dalam mengelola dan menghadapi disrupsi Informasi Teknologi (IT). Sebagai seorang penyuluh  pertanian harus terus update informasi dan memberikan layanan kepada petani dengan cepat dan tepat," ujar Retno.

"Dalam proses komunikasi di masa pandemi Covid 19 dan menyikapi pertanian 4.0, proses penyuluhan dengan menggunakan media IT dirasa sangat tepat agar pesan yang disampaikan dapat diserap dan diterima dengan baik oleh petani," tambahnya.

Ini senada dengan statement Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam acara Rapat Koordinasi Penguatan Kostratani Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, BPP Kostratani hadir untuk mengawal program utama Kementan, dan tujuan pembangunan pertanian. 

"Yang menjadi tujuan pembangunan pertanian sendiri adalah menyediakan pangan bagi 270 juta jiwa rakyat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani, dan meningkatkan ekspor," tuturnya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan, Kostratani hadir berdasarkan Permentan 49 tahun 2019.  

"Kostratani sendiri adalah pusat kegiatan pembangunan pertanian tingkat kecamatan, yang merupakan optimalisasi tugas peran dan fungsi BPP dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional," katanya.[rilis]


Lebih baru Lebih lama