Support Food Estate Berbasis Korporasi, BBPP Binuang Latih Non Aparatur

Support Food Estate Berbasis Korporasi, BBPP Binuang Latih Non Aparatur

BALAI Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang menggelar Pelatihan bagi Non Aparatur selama 3 hari, tepatnya mulai 15 hingga 17 Juni 2021. Pelatihan berlangsung di Balai Penyuluhan Pertanian (BBP) Kecamatan Mandastana, Kabupaten Batola.

Pelatihan yang diikuti oleh 30 orang pengurus Gapoktan/Calon pengurus Kelembagaan Ekonomi Petani ini dimaksudkan untuk mendukung program pengembangan kawasan Food Estate berbasis korporasi di Kalimantan Selatan, salah satunya adalah Kabupaten Batola. 

Program Food Estate sendiri sudah dimulai tahun lalu di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau di Kalimantan Tengah.

Food estate merupakan program strategis nasional untuk mewujudkan ketahanan pangan sesuai instruksi Presiden.  

Atas dasar itu, pengembangan kawasan Food Estate berbasis korporasi menjadi arah kebijaksanaan pembangunan pertanian bagi Kementerian Pertanian.

Pewujudannya dilakukan dengan mentransformasi Gapoktan-Gapoktan menjadi Gapoktan Bersama untuk menjalankan fungsi usaha dalam bentuk Badan Usaha Milik Petani (BUMP).

Pelatihan dibuka oleh Rahmadi, Kabid PSDMP mewakili Kadistanpanghor Kabupaten Batola. Dalam sambutannya, Ia menyatakan bahwa di wilayah Mandastana ada lahan sawah produktif tidak kurang 5.000 hektare.

Dengan 106 Poktan dan 14 Gapoktan di semua desa, Kecamatan Mandastana berpotensi untuk ditumbuhkan satu Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP). 

Menurutnya yang dibutuhkan bukan hanya pelatihan, tapi juga pendampingan secara intensif.

“Kami berharap pelatihan dapat ditindaklanjuti dengan pendampingan sehingga hasilnya nyata,” ujar Rahmadi.

Materi difokuskan pada pengorganisasian KEP. Ini bertujuan untuk membekali peserta dalam penumbuhan KEP yang berasal dari Gapoktan-Gapoktan.
Pelatihan dikemas dalam model training workshop. 

Menurut Marhaenis Budi Santoso, Widyaiswara BBPP Binuang selaku fasilitator, model training workshop dirasa lebih cocok untuk diterapkan dalam pelatihan yang memiliki tujuan praktis implementatif.

“Kami akan menerapkan model training workshop dalam program pelatihan ini," tegas Marhaenis.

Training dan workshop memang berbeda ditinjau dari tujuan, metode, dan kondisi pesertanya. Namun dengan menggabungkan training dan workshop dalam satu proses pembelajaran diharapkan dapat memberikan manfaat ganda.

Melalui pelatihan ada peningkatan pemahaman yang lebih baik tentang materi yang dipelajari. Namun peserta melakukan secara langsung sesuai dengan kondisi nyata, sehingga menghasilkan outcome pelatihan secara langsung yang diperlukan dan dapat digunakan selepas pelatihan.

Hasilnya (outcome) berupa kesepakatan tentang bagan struktur organisasi beserta uraian tugas dan pekerjaan, serta draft Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). 

Semua isi substansi yang dirumuskan merupakan aspirasi yang disepakati oleh peserta yang adalah unsur poktan/gapoktan dan calon pengurus KEP di Mandastana.

H Zaini selaku kandidat Manajer Utama sekaligus sebagai peserta pelatihan menyatakan kesiapannya untuk memproses hasil pelatihan itu dalam rapat umum gabungan petani untuk mewujudkan AD/ART yang sah.

“Kami siap tindak lanjuti ini dalam pertemuan anggota,” tegas Zaini.[rilis]


Lebih baru Lebih lama