Besuk Pasien, Dilarang Bawa Anak Usia 12 Tahun ke Bawah

Besuk Pasien, Dilarang Bawa Anak Usia 12 Tahun ke Bawah

DIREKTUR RSUD Balangan, drg Sudirman saat ditemui awak media di ruangannya.| foto : martino

PARINGIN - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Balangan membuat kebijakan baru yang melarang masyarakat membawa anak di bawah umur 12 tahun saat mengunjungi kerabat atau anggota keluarganya yang sedang menjalani perawatan.

“Ini memang kadang menyulitkan orangtua yang terpaksa membawa anak ke rumah sakit. Akan tetapi larangan ini bukan tanpa alasan, hal ini yang sering menjadi berbagai pertimbangan bagi rumah sakit dan pengunjung seharusnya memahami mengapa ada larangan membawa anak-anak saat berkunjung ke rumah sakit,” kata Direktur RSUD Balangan, drg Sudirman saat ditemui awak media di ruang kerjanya belum lama tadi.

Pada dasarnya, jelas dia, rumah sakit memang bukan tempat untuk anak-anak, sehingga dia meminta para pengunjung untuk tidak heran bila ada peraturan yang ditetapkan cukup ketat. 

“Ada dua alasan utama mengapa anak sebaiknya tidak ikut berkunjung ke rumah sakit yakni anak akan mudah terkena wabah penyakit dan sering tertular penyakit infeksi paru-paru,” jelas Sudirman.

Menurutnya, anak tidak seperti orang dewasa. Sistem daya tahan tubuh anak-anak di bawah 12 tahun belum cukup kuat. Meskipun dari luar anak tampak sehat, namun banyak yang tidak tahun jika sebenarnya daya tahan tubuh anak sedang melemah. 

“Belum lagi anak-anak membutuhkan waktu lebih lama untuk memulihkan diri dari penyakit dibandingkan orang dewasa,” paparnya.

Sementara itu, salah satu security di RSUD Balangan, Ermawati mengatakan, rumah sakit adalah sarang bagi berbagai jenis organisme penyebab penyakit. Mulai dari bakteri, virus, kuman, hingga toksin. Organisme-organisme tersebut bisa menular pada anak-anak dengan mudah. Apalagi kalau sedang ada wabah penyakit tertentu seperti flu burung.

“Salah satu penyakit yang paling sering ditularkan pada anak yang sering berkunjung ke rumah sakit adalah infeksi paru (pneumonia) karena bakteri. Biasanya gejala penyakit ini baru muncul beberapa hari setelah infeksi. Jadi, orangtua mungkin tidak sadar kalau anak sebenarnya tertular penyakit di rumah sakit,” ujarnya.

Selain berisiko bagi anak ketika dibawa berkunjung ke rumah sakit, kehadiran anak-anak di rumah sakit juga mungkin mengganggu pasien yang sedang dirawat. Pasalnya, anak kecil cenderung lebih antusias ketika berada di sebuah tempat dan suasana baru, yaitu di rumah sakit. 

“Apalagi kalau mereka melihat lorong-lorong panjang rumah sakit. Timbul hasrat dalam diri anak-anak untuk bermain dan berlari-larian di sepanjang lorong rumah sakit,” katanya.

Dia menilai, setiap anak memang berbeda-beda. Ada yang bisa mengendalikan diri dan bersikap tenang. Namun, kadang ada juga yang sudah diberi tahu masih saja kesulitan menjaga ketenangan. Anak yang belum mampu mengendalikan dirinya bisa menganggu istirahat pasien lain. Selain itu, anak yang berlarian dan bermain di rumah sakit juga mungkin menyulitkan kerja para perawat yang bertugas. Misalnya bila anak menyenggol peralatan rumah sakit atau tak sengaja menyentuh tombol-tombol khusus.

“Ingat, rumah sakit sebetulnya bukan tempat untuk kumpul keluarga melainkan tempat pasien beristirahat. Bila anak ingin menengok kakek, nenek, atau anggota keluarganya yang lain, sebaiknya tunggu sampai kondisi mereka membaik dan sudah diizinkan pulang. Untuk menunjukkan dukungan, orangtua bisa meminta anak untuk membuat kartu ucapan semoga cepat sembuh bagi orang-orang tercinta,” sebutnya.

Dalam kasus tertentu, orangtua memang dengan sangat terpaksa harus bawa anak ke rumah sakit. Bila anak memang harus ikut, sebaiknya perhatikan aturan-aturan dan pastikan anak sudah diimunisasi.

“Jangan ke rumah sakit saat ada wabah penyakit, ingatkan anak untuk selalu menjaga ketenangan pasien,” pesannya.[martino]


Lebih baru Lebih lama