Tingkatkan Daya Saing dan Kompetensi, SMK-PP Kementan Bekali Siswa Praktik Kerja Lapangan

Tingkatkan Daya Saing dan Kompetensi, SMK-PP Kementan Bekali Siswa Praktik Kerja Lapangan

BANJARBARU – Generasi milenial, merupakan generasi penerus yang akan melanjutkan pembangunan pertanian dimasa yang akan datang.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menaruh harapan besar pada generasi milenial dalam pembangunan pertanian. Menurutnya milenial harus  berani menjadi petani atau mendirikan start-up pertanian. 

"Usaha pertanian itu menjanjikan. Selain untuk ekonomi, juga dapat membuka lapangan kerja. Kuncinya adalah ada kemauan dan pintar dalam membaca peluang," ujar Mentan Syahrul.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan, sudah saatnya pertanian dikelola generasi milenial. Di tangan milenianlah pembangunan pertanian akan dijalankan. Menurutnya, petani milenial adalah penggerak sektor pertanian, khususnya dalam menghadapi industry 4.0.

“Menggunakan kreativitas dan inovasinya. Sehingga, pertanian ke depan menjadi modern. Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya, tetapi juga berorientasi ekspor,” ujar Dedi.

Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-PPN) Banjarbaru sebagai sekolah pendidikan vokasi pertanian, yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan daya saing dan kompetensi siswanya untuk dapat bersaing di Dunia Usaha ataupun Dunia Industri (DUDI).

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dilaksanakannya kegiatan magang atau disebut juga Praktek Kerja Lapang (PKL) bagi siswa kelas XI Tahun Pelajaran 2022/2023, yang akan dilaksanakan pada Juni 2023.

Untuk mempersiapkan hal tersebut, SMK-PPN Banjarbaru menggelar pembekalan/coaching PKL terhadap 83 orang siswa yang akan diberangkatkan ke lokasi PKL masing-masing, Selasa (13/6/2023).

Kegiatan yang dilaksanakan selama 3 hari ke depan ini dibuka langsung oleh Kepala SMK-PPN Banjarbaru, Budi Santoso.

Budi menerangkan bahwa PKL merupakan salah satu bagian proses pembelajaran. Semua aturan yang telah diterapkan di sekolah, juga berlaku di lokasi magang.

“Magang adalah proses pembelajaran, hanya saja bedanya pembelajaran dilaksanakan di luar sekolah, sehingga semua ketentuan yang ada di tempat magang harus diikuti,” kata Budi.

Budi pun menekankan bahwa hal yang utama dalam pelaksanaan PKL nantinya, bukan hanya masalah pengetahuan dan keterampilan saja tetapi juga lebih ke etika, adab, dan sopan santun. 

“Hal utama dalam pelaksanaan PKL ini bukan saja mengenai pengetahuan dan keterampilan, melainkan juga mengenai etika, sopan santun kalian ketika pelaksanaan PKL nanti. Bagaimana cara kalian bergaul di masyarakat, bgaimana caranya berkomunikasi dengan pekerja yang ada disana. Dan saya berpesan selama di tempat PKL jaga Kesehatan, tetap belajar dan pelajari ilmu yang didapat di sana, Etika tetap dijaga, saling mengingatkan sesama teman, kompak, dan saling melindungi," sebut Budi. 
Selama 3 hari coaching, siswa-siswi mendapat materi umum seperti Dasar Kesehatan Keselamatan Kerja (K3), Informasi dan  Pengetahuan Seputar PKL, Administrasi dan Penulisan, Integritas Partisipasi Masyarakat dan Analisa Usaha tani. 

Kemudian di hari kedua dan seterusnya, siswa-siswi akan mendapatkan materi sesuai dengan kompetensi keahlian masing-masing.

Untuk kompetensi keahlian Agribisnis Tanaman Perkebunan (ATP), tercatat sebanyak empat lokasi perusahaan PKL, untuk kompetensi keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH), tercatat sebanyak delapan lokasi PKL di mana diantaranya adalah instansi pemerintah, kelompok tani dan P4S. Sedangkan untuk kompetensi keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) tercatat sebanyak lima lokasi PKL.[]

Lebih baru Lebih lama