BANJARBARU - Regenerasi Petani dan Penumbuhan jiwa wirausaha pertanian menjadi fokus dari program Kementerian Pertanian, salah satunya dengan Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) yang merupakan kerjasama dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD).
Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman terus berupaya meningkatkan produksi pangan strategis. Hal ini tentunya perlu dukungan dari SDM pertanian yang memiliki potensi besar yang berasal dari usia produktif.
Secara terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa regenerasi petani adalah harga mati yang harus dilakukan.
“Karena petani milenial inilah berperan penting di dalam pembangunan pertanian Indonesia bukan hanya saat ini tetapi 10 hingga 20 tahun ke depan," sebut Dedi.
Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Service (YESS) terus memperjuangkan kesetaraan gender dan inklusi sosial di dunia pertanian. Melalui konsep Gender Equality and Social Inclusion (GESI), program ini memberikan perhatian khusus kepada kaum perempuan dan penyandang disabilitas.
Isu ini timbul karena kesadaran bahwa perempuan memiliki kontribusi besar dalam pengembangan usaha pertanian. Angga menegaskan pentingnya dorongan social inclusion, terutama bagi penerima manfaat yang berada di lokasi terpencil dan kaum disabilitas.
Lebih jauh, Program YESS berkomitmen untuk mengintervensi dan memberdayakan mereka agar turut terlibat dalam pengembangan usaha dan ketenagakerjaan, khususnya terkait hubungannya dengan GESI diatas.
Ini ditunjukan oleh beberapa Penerima Manfaat (PM) Program YESS dari salah satu wilayah intervensinya di Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Salah satu petani muda itu bernama Arnita Wati, seorang petani dengan komoditas tanaman padi.
Arnita Wati menyampaikan rasa syukurnya terhadap program YESS, “Dulu saya hanya memiliki lahan sawah 2 hektar, namun berkat dana hibah sebesar 24 juta dari YESS, saya berhasil mengembangkan usahanya menjadi 5 hektar. Bahkan berhasil membentuk klaster padi yang aktif dengan nama "Klaster Padi Kurau Bungas" yang terdiri dari 11 anggota”, ujarnya.
Di lokasi lainnya terdapat juga wanita yang juga petani muda yang berasal dari kabupaten yang sama. Petani itu bernama Rini Diniyarti, seorang petani dengan komoditas sayuran hidroponik.
Ia mengungkapkan dampak positif program YESS bagi usahanya. Dengan bantuan YESS, ia dapat mengembangkan budidaya sayuran hidroponik yang tidak hanya memenuhi kebutuhan keluarganya, tetapi juga meningkatkan ekonomi keluarga.
Rini menekankan bahwa teknologi hidroponik yang mudah diakses dan dioperasikan oleh perempuan mendukung partisipasi aktif mereka di sektor pertanian.
"Saya senang dapat menjadi bagian dari transformasi positif di dalam komunitas hidroponik, mendukung lingkungan yang inklusif dan adil secara gender," kata Rini.
Secara terpisah Angga Tri Aditia Permana, Project Manager Program YESS PPIU Kalimantan Selatan menjelaskan bahwa GESI dalam program YESS bertujuan memberikan akses yang sama bagi perempuan dalam bidang pertanian.
"Kami ingin memberikan kesempatan yang setara bagi perempuan untuk berusaha di sektor pertanian, mengingat masih banyak perempuan yang terpinggirkan dan kurang akses dalam mengelola bisnis pertanian," ujarnya.(16/4/2024).[adv]