Bersyukur, Di Tengah Covid-19 Petani Tetap Panen

Bersyukur, Di Tengah Covid-19 Petani Tetap Panen

BARABAI - Kita patut bersyukur, di tengah wabah Covid-19 seperti sekarang ini, bersamaan dengan waktu panen raya padi. Juga patut bersyukur, karena kita memiliki pejuang-pejuang pangan yang gigih dan tak kenal lelah, siapa mereka? 

Mereka adalah petani dan penyuluh pertanian lapangan serta tenaga teknis pertanian lainnya, yang terus bekerja untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyat indonesia. Inilah rahmat dan hidayah yang Tuhan berikan.  

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, pertanian harus tetap produktif dalam penanggulangan dampak Covid-19 dan buktikan bahwa pertanian bisa menjadi pahlawan dalam penanggulangan Pandemi ini. 

Senada, Kepala Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian 
(BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursamsi mengatakan, pertanian tidak boleh berhenti, apapun yang terjadi guna memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia.

Untuk mewujudkan ketersedian pangan, sudah menjadi tanggung jawab segenap anak bangsa. Semangat pemerintah senada dan seirama dengan semangat petani dan penyuluh pertanian serta tenaga teknis pertanian lainnya di lapangan.

Bukan hanya sekedar kata-kata, tapi mereka buktikan dengan kerja dan karya nyata. 

Kelompok Tani (Poktan) Bentawai Membangun yang diketuai oleh Hamsani dan didampingi oleh Penyuluh Pertanian, Desa Sei Rangas Kecamatan Labuan Amas Selatan (LAS) Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Kalimantan Selatan pun melaksanakan panen padi varietas inpari 32, Senin (20/4/2020).

Penyuluh Pertanian Desa Sei Rangas, Rahmi Agustina menjelaskan, luasan hamparan padi di kelompok tani Bentawai Membangun adalah 30 hektare. 

"Hari ini telah di panen seluas 1 hektare dengan produktivitas mencapai 4,9 ton per hektare," ungkap Rahmi.

Janainah, Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan LAS mengatakan, hamparan sawah yang dipanen tersebut sebenarnya cocok dipanen menggunakan Alsintan berupa combine harvester.

“Akan tetapi pada saat ini panen masih dilakukan secara manual. Hal ini tidak menyurutkan semangat kelompok tani untuk tetap panen," tutur Janainah.

“Ke depannya, semoga Poktan ataupun paling tidak Gapoktan bisa memiliki combine harvester baik secara swadaya maupun bantuan pemerintah," harap Janainah.[advertorial]
Lebih baru Lebih lama