BARABAI - Pengawalan ketat ketersediaan 11 komoditas pokok kebutuhan masyarakat kembali ditegaskan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi.
Ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL), di mana saat ini berada di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19.
"Pandemi Covid-19 ini sangat luar biasa dampaknya bagi aspek kehidupan kita," terang Dedi di Jakarta, Rabu (8/4/2020).
Namun demikian, pertanian tidak boleh berhenti terutama untuk melawan serangan ini. Sektor pertanian yang menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Masalah pangan sangat utama dalam kondisi apapun," tegas Dedi.
Menurutnya, insan pertanian berjuang menyediakan pangan menjadi pejuang Covid-19. Kini saatnya insan pertanian menjadi pahlawan untuk menyelamatkan bangsa.
"Tentunya dengan memperhatikan protokol pencegahan Covid-19 saat beraktivitas di tengah lapangan," imbuh Dedi.
Semangat para penyuluh pertanian dan petani yang berjuang menyediakan stok pangan ini dibuktikan dengan maraknya panen di beberapa provinsi di Indonesia.
Sama halnya dengan para petani dari kelompok tani (Poktan) Tugal Tengah di Desa Binjai Pirua dan Poktan Sungai Liman di Desa Binjai Pamangkih di Kecamatan Labuan Amas Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, mereka terus berupaya melakukan panen, di tengah ancaman Covid-19.
Penyuluh pendamping wilayah kerja Desa Binjai Pirua dan Binjai Pamangkih, Marliana Boru Siagian SP juga memotivasi dan memberikan pemahaman langsung kepada para petani di lapangan, maupun melalui komunikasi jarak jauh dalam melaksanakan aktivitasnya agar sesuai ketentuan dan mematuhi Protokol Kesehatan WHO tentang pencegahan penularan virus Corona.
"Kami bersama anggota kelompok tani tetap semangat panen padi walau virus Corona tengah mewabah," kata Marliana melalui pernyataan tertulis yang dihimpun Humas BBPP Binuang, Jumat (10/4/2020).
Ketua Poktan Sungai Liman, Barahim mengatakan, luas panen mencapai 80 hektare merupakan milik 100 anggota Poktan yang ada di Desa Binjai Pamangkih dan akan melaksanakan panen puncaknya pada minggu ke-3 dan ke-4 di bulan April tahun 2020. Produktivitas rata-rata 5.44 ton gabah kering panen (GKP) per hektare.
"Kami bersyukur hasil panen kali ini cukup baik. Bisa mencapai 5,76 ton per hektare, sementara harga GKP sekitar Rp4.500 per kilogram,” kata Barahim.
Bantuan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) dari Kementan berupa mesin pengolah tanah, sangat memudahkan poktan melakukan usaha tani sekaligus dapat menekan biaya produksi setiap musim tanam.
Gapuri yang juga mewakili poktan Tugal Tengah dengan luas panen 25 hektare dengan produktifitas mencapai 5.44 ton/hektare, mengapresiasi dukungan Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Labuan Amas Utara selaku KostraTani Bapak Syahminan SPt dan penyuluh lapangan Marliana Boru Siagian SP yang selalu aktif berinteraksi.
"Meskipun diintai virus Corona, kami tidak bisa menunda panen, memakai masker, sangat kami patuhi karena petani tak ingin tertular virus corona," jelas Gapuri.
Instruksi Menteri Pertanian RI adalah sektor pertanian merupakan kebutuhan prioritas dalam menghadapi pandemi Covid-19. Protokol Kesehatan sangat petani patuhi.
Utamanya adalah jaga jarak, hindari kerumunan, banyak minum, makan cukup, sering cuci tangan dengan sabun di air mengalir serta menggunakan masker saat berada di luar.[advertorial]
Tags
Ekbis