Maknai HUT Ke-494 Banjarmasin, Ibnu Berikan Kado Buku Perjalanan dan Pantun

Maknai HUT Ke-494 Banjarmasin, Ibnu Berikan Kado Buku Perjalanan dan Pantun

BANJARMASIN – Puncak peringatan Hari Ulang Tahun ke-495 Kota Banjarmasin, Walikota H Ibnu Sina memberi kado dua buku karangannya. 

Buku itu berjudul Jejak Urang Banjar di Banua Urang diluncurkan Ibnu Sina di malam syukuran Hari Jadi ke-494 Kota Banjarmasin di Balai Kota Banjarmasin, Jumat (25/09/2020) malam. 

Tak hanya itu, di pengujung masa jabatannya ini, Ibnu Sina pun menulis buku Pantun bertajuk Pantun Ala H Ibnu Sina. Pada saat bersama Walikota Banjarmasin meluncurkan Buku Biografi “Abah Raja Ai “, sang maestro lagu Banjar, Anang Ardiansyah yang ditulis Riswan Irfani dan Nasrullah.

"Buku ini merupakan kado spesial yang saya tulis untuk ulang tahun kota Banjarmasin ke-494," tutur Ibnu. 

Buku ini sendiri, lanjutnya, merupakan kumpulan catatan yang dibuat dari serangkaian kunjungan ke berbagai belahan kota di Tanah Air, saat masih aktif di parlemen selama tiga periode.

"Buku ini memotret sisi lain urang Banjar (masyarakat Banjar) di perantauan,” cerita Ibnu Sina.

Ibnu sina mengungkapkan, sebagai seorang walikota bukan hanya soal bagaimana membangun kota, merubah orang-orang melainkan juga merubah diri sendiri melalui pandangannya dalam sebuah tulis yang tertuang di dalam buku.

Buku berisi catatan perjalanan ini semula diketiknya di Hp biasa, tatkala berada di sejumlah kota dan bertemu langsung dengan masyarakat Banjar di perantauan.

Ibnu Sina pun mengungkapkan sisi lain yang selama ini tidak terpublis, bagaimana orang Banjar merantau, menetap di banua orang (perantauan), namun tidak pernah memupuskan adat istiadat Banjar.

Tak hanya itu, dalam bukunya itu terdapat kisah sejarah hijrahnya suku Banjar ke Sumatera, khususnya di kawasan Tembilahan, Indragiri Hilir, termasuk yang ada di Kuala Tungkal.

“Harapannya melalui buku ini generasi muda, khususnya kalangan milenial bisa melihat dari dekat kehidupan warga Banjar yang mengedepankan sikap dimana tanah dipijak disitu langit di junjung dalam bingkai NKRI," terangnya. 

Tentunya, sambung Ibnu, nilai-nilai luhur budaya Banjar tak pupus dimana pun berada, termasuk pantun Banjar.

"Mudah-mudahan buku ini memberi manfaat bagi masyarakat luas,” tutur Ibnu Sina, yang sempat berpantun saat meluncurkan buku keduanya Pantun Ala H.Ibnu Sina.

Di sisi lain, Walikota Banjarmasin ini pun mengajak masyarakat untuk gemar membaca buku. Ia berharap literasi masyarakat bisa ditingkatkan dengan tujuan menambah pengetahuan dan wawasan melalui membaca buku.

Literasi dapat dipahami sebagai kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis. Penguasaan literasi merupakan indikator penting untuk meningkatkan prestasi generasi muda dalam mencapai kesuksesan. 

Dunia ilmu tidak memiliki batas usia dan harus digali oleh siapapun. Karena itu, kegiatan membaca yang merupakan salah satu cara membuka cakrawala ilmu harus lebih digiatkan dan tentu ada peran pemerintah di dalamnya.

Pengamat sosial pendidikan Banjarmasin, Cecep Ramadhani menilai apa yang dituangkan seorang walikota dalam sebuah buku menjadi inspirasi bagi siapa saja. Terlebih dalam bukunya itu memotret sisi yang unik dan menarik akan keberadaan masyarakat Banjar yang seutuhnya di perantauan. 

“Inspiring banget, buku adalah hasil dari proses merenung, menganalisa, menggali data dan proses menggali informasi dari banyak pihak terkait orang Banjar perantauan," imbuhnya. 

"Ternyata di tengah kesibukannya sebagai walikota, beliau mampu menyempatkan menulis yang menjadi sejarah tersendiri bagi Banjarmasin,” pungkas Cecep.[risanta]
Lebih baru Lebih lama