KASONGAN - Produksi pangan melalui sektor pertanian tentu tak bisa berhenti, meski saat ini berada di tengah kondisi pandemi Covid-19. Semangat ini terus dipompa Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).
"Pada masa pandemi Covid-19 serta kondisi apapun, pertanian tidak boleh berhenti," tegas Mentan SYL.
Menurut SYL, pertanian bertugas menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia. Artinya insan pertanian, baik petani maupun penyuluh, harus bersama-sama meningkatkan produksi untuk menjaga ketahanan pangan.
Sementara itu, Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) mengatakan, penyuluh pertanian harus bersemangat menjalankan tugas.
“Penyuluh adalah garda terdepan dalam pertanian. Penyuluh harus turun ke lapangan mendampingi petani untuk tetap berproduksi pangan,” jelasnya.
Hal ini tampak memberikan dorongan semangat pula bagi penyuluh dan petani dalam pelatihan bagi petani (training of farmer/TOF) dalam kegiatan climate smart agriculture (pertanian cerdas iklim).
Pelatihan ini dilaksanakan selama tiga hari, tepatnya mulai 5 hingga 7 Oktober 2020 di BPP Pegatan, Kecamatan Katingan Kuala, Provinsi Kalimantan Tengah.
Kecamatan ini merupakan wilayah kerja BPP Pegatan dan merupakan salah satu lokasi kegiatan Strategic Irrigation Modernization And Urgent Rehabilitation Project (SIMURP)/Proyek Modernisasi Irigasi Strategis dan Rehabilitasi Mendesak.
Pelatihan dibuka langsung Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Katingan, Yossi S. Djala. Dalam sambutannya, Ia berharap Kecamatan Katingan Kuala yang merupakan salah satu lumbung pangan dapat memberikan kontribusi lebih terhadap ketersediaan pangan Kalimantan Tengah dengan meningkatkan IP (Indeks Pertanaman).
“Kita upayakan untuk melaksanakan tiga kali tanam, 2 kali tanam padi dan satu kali tanam selain padi, entah palawija atau hortikultura untuk memutus siklus hama," tuturnya.
Selain Kepala Distan Katingan dan peserta TOF, turut hadir dalam pembukaan pelatihan antara lain penyuluh pertanian pusat, penyuluh pertanian Kalimantan Tengah, penyuluh Kabupaten Katingan, widyaiswara BBPP Binuang, jajaran Muspika Katingan Kuala dan pengelola SIMURP baik provinsi maupun Kabupaten.
Menurut Aman Nurrahman Kahfi, Widyaiswara BBPP Binuang, pertanian cerdas iklim merupakan cara pandang baru terhadap budidaya pertanian sehingga memenuhi tiga prinsip, yaitu meningkatkan produksi, mengurangi emisi gas rumah kaca dan adaptasi pertanian terhadap perubahan iklim.
“Upaya yang bisa dilakukan untuk mendapatkan solusi terbaik adalah dengan mencari kesetimbangan dari ketiga prinsip itu,” imbuh pria yang akrab disapa Kahfi ini.
Pelatihan ini diikuti 24 peserta dari berbagai kelompok tani di Kecamatan Katingan Kuala.
“Sasaran pelatihan ini untuk 24 peserta dengan mengakomodir semua kelompok tani di wilayah kerja BPP Pegatan,“ timpal Alpan M Samosir, pengelola proyek ini di Kalimantan Selatan.
Sebelumnya pada akhir Agustus telah dilaksanakan TOT (training of trainer) untuk menyiapkan pelatih dalam kegiatan TOF ini. Pelatihan TOT dilaksanakan secara daring yang difasilitasi oleh BBPP Binuang.[kahfi]
Tags
Ekbis