Kolaborasi, DPKP Palangka Raya bersama BBPP Binuang Bangun Pertanian

Kolaborasi, DPKP Palangka Raya bersama BBPP Binuang Bangun Pertanian

PADA tanggal 7 April 2021, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang merima kunjungan dari  Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Palangka Raya. Adapun agenda yang dilakukan adalah dalam rangka studi banding menjalin kerja sama untuk berkolaborasi membangun pertanian yang berkelanjutan.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palangka Raya, Drs Renson M.Sc dalam sambutannya mengatakan, kunjungan ini untuk mengasah pengetahuan dan pembelajaran serta sharing ilmu antara Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palangka Raya dengan BBPP Binuang. 

Sehingga, lanjutnya, kompetensi SDM dapat meningkat, ditambah lagi sekarang ASN sudah menjadi fungsional seutuhnya. Ilmu teknis harus mengempuni untuk SDM itu sendiri, sehingga dapat ditularkan ke petani dan penyuluh pertanian.

Salah satu dari peserta kunjungan tersebut berkesempatan mengikuti praktik pengolahan hasil di program Wisatani BBPP Binuang.

Pada opening speech Kepala BBPP Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si secara virtual menyampaikan selamat datang kepada Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan Kota Palangka Raya. Semoga dengan kunjungan ini dapat melihat produk-produk olahan yang ada di Divisi Teknologi Pengolahan Hasil BBPP Binuang.

Bukan itu saja, tetapi juga sudah terbentuknya korporasi dalam bentuk divisi-divisi dari hulu hingga hilir, serta media untuk penjualan secara online melalui aplikasi SIPROMIA dan secara offline melalui IA MART dan PASAR TANI.

"Hal ini perlu dilakukan agar menciptakan pertanian yang Maju, Mandiri dan Modern," tutup Yulia.
 
Salah satu peserta kunjungan mengikuti praktik pembuatan mie yang sesuai dengan tujuan kunjungan Dinas Pertanian da Ketahan Pangan Kota Palangka Raya, khususnya bidang Teknologi Hasil Pertanian menjadi tema pada Wisatani sesi 51 “Membuat mie sehat dari daun kelor” dengan narasumber.

Yuli yang mengikuti praktik mengatakan bahwa ini sesuatu yang baru mereka ketahui. Selama ini daun kelor hanya untuk sayur dan obat saja. Nantinya dapat direplikasi dan adopsi di tempat mereka, dalam hal pembinaan Poktan, Gapoktan dan Kelompok Wanita Tani.[rilis]


Lebih baru Lebih lama