Kapuslatan Optimis 100 Persen Berangkat ke Jepang

Kapuslatan Optimis 100 Persen Berangkat ke Jepang

RESMI sudah berakhir pelatihan magang bagi pemuda tani yang diselenggarakan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang. 

Pelatihan ini telah diselenggarakan 75 hari lamanya, dimulai pada tanggal 26 Februari dan berakhir pada 11 Mei 2021.

Kegiatan pelatihan dilangsungkan di kampus BBPP Binuang dan diselingi kunjungan ke P4S di Kabupaten Tapin dan Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan. 

Kepala BBPP Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si dalam kesempatannya saat membacakan laporan pelatihan menyampaikan, peserta telah berhasil menyelesaikan pelatihan dengan baik.

"Jumlah keseluruhan 31 orang, berasal dari 5 provinsi, yaitu Kalimantan Selatan sebanyak 19 orang, Kalimantan Tengah 5 orang, Kalimantan Timur 3 orang, Kalimantan Barat 1 orang, dan Kalimantan Utara 3 orang peserta," terangnya. 

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Bustanul Arifin Caya M.DM saat menutup kegiatan pelatihan melalui aplikasi zoom menyampaikan, Kementerian Pertanian memanfaatkan peluang ditengah pandemi Covid-19, di mana peluang untuk mengirim petani muda ke Jepang sangat besar. 

"Mereka membutuhkan 36.500 dalam kurun waktu 5 tahun untuk menerima pekerja di bidang pertanian," jelasnya. 

Diharapkan, lanjut Bustanul, 31 orang yang mengikuti pelatihan ini dapat lolos dan diberangkatkan ke Jepang dengan jumlah 100 %. 

"Jaga terus spirit, untuk menghadapi ujian terakhir dan diberangkatkan ke Jepang," pesan Bustanul di akhir sambutannya. 

Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi dalam kesempatan terpisah menyampaikan, pihaknya harus menyiapkan petani milenial untuk terjun ke bisnis pertanian, baik level Indonesia maupun di level internasional. 

"Salah satu caranya dengan magang ke Jepang," tuturnya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan, penyiapan tenaga kerja harus dilakukan.

"Kita (Indonesia) membutuhkan petani milenial yang siap bersaing secara global. Untuk itu, kemampuan tenaga tani harus disiapkan, salah satunya melalui program magang," katanya.[rilis]


Lebih baru Lebih lama