BBPP Binuang Bekali Penyuluh Pertanian Sukamara dengan Inovasi Bawang Merah

BBPP Binuang Bekali Penyuluh Pertanian Sukamara dengan Inovasi Bawang Merah

BALAI Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) hadir untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional.

Satu di antaranya melalui Pelatihan Teknis Aparatur angkatan VIII. Pelatihan ini dilangsungkan selama 3 hari, mulai 17 Juni 2021. 

"Peserta menerima bekal berbagai inovasi teknologi spesifik lokasi dan kompetitif pada budidaya bawang merah,” terang Kepala BBPP Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si.

Menurutnya, pelatihan ini untuk membekali para penyuluh pertanian, dalam rangka mewujudkan swasembada bawang merah dan percepatan pemulihan ekonomi, khsuusnya pendapatan petani di Kabupaten Sukamara.

Fasilitator Pelatihan, Budiono menambahkan, pada kegiatan ini peserta mendapat bekal materi/keterampilan pembuatan pupuk organik cair, kompos, persemaian/benih, penginderaan OPT dengan dukungan IT, analisa hara dan pH tanah, analisa usaha tani, pengendalian OPT dengan pestisida nabati dan ZPT.

M Musrikin S.ST, salah seorang peserta saat memaparkan tugas analisa usaha taninya berdasarkan pengalamannya di lapangan mengaku
senang sekali mengikuti pelatihan ini, karena mendapat bekal teknologi yang dapat menghemat biaya produksi budidaya bawang merah.

"Sebagai contoh biaya benih tiap hektare selama ini mencapai minimal Rp60 juta per hektare. Namun dengan kegiatan pelatihan ini dapat dihemat hingga 75 persen atau menjadi Rp15 juta per hektare. Pembelian obat-obatan selama ini mencapai Rp35 juta sampai dengan Rp40 juta per hektare dapat dihemat menjadi 50 persen atau berkisar Rp17,5 juta sampai dengan Rp20 juta per hektare,” paparnya.
 
Hal ini juga didukung pengalaman salah satu Fasilitator, Klemens. Saat menerima peserta pelatihan di lahan bawang merahnya Ia menyebut setiap hektare, petani harus menyiapkan biaya Rp80 juta sampai Rp90 juta per hektare selama ini.

"Makanya para petani yang ingin membudidayakan bawang merah masih berfikir berulang memperhatikan biayanya dan risiko yang tinggi,” pungkas Klemens.[rilis]


Lebih baru Lebih lama