Pelatihan Poktan, Siapkan Korporasi Petani Pandawan

Pelatihan Poktan, Siapkan Korporasi Petani Pandawan

PEMERINTAH Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Pertanian (Distan) HST sudah mencanangkan Korporasi Petani yang berada di Kecamatan Pandawan. 

Melalui korporasi petani diharapkan akan menjadi perusahaan yang dimiliki dan dikelola. 

Korporasi sendiri merupakan himpunan dari petani-petani yang tergabung dalam kelompok-kelompok tani. Untuk itu, kelompok-kelompok tani harus sudah memiliki usaha-usaha yang akan diangkat dalam korporasi.

Terkait itu, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang mengadakan Pelatihan bertajuk “Perencanaan Usaha Kelompok Tani”. 

Melalui pelatihan ini diharapkan para petani sebagai anggota kelompok tani (Poktan) dapat mengembangkan ide-ide usaha;  dapat menentukan usaha yang lebih menguntungkan dengan mempertimbangkan permintaan pasar, kemampuan yang dimiliki dan potensi yang yang ada serta pertimbangan lainnya.

Selain itu, mereka juga dapat membuat rencana kebutuhan untuk berproduksi yang harus dipersiapkan, waktu penggunaan serta biaya-biaya yang diperlukannya. 

Di sisi lain Poktan diharapkan mengetahui usaha anggotanya, total jumlah usahanya dan kebutuhan-kebutuhan anggota yang nantinya dapat difasilitasi melalui kelompok taninya.

Pelatihan dilaksanakan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Pandawan yang diikuti oleh 30 peserta pelatihan, terdiri dari 3 orang pengurus Korporasi, 23 orang pengurus Poktan dari beberapa Poktan dan 4 Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).

Salah satu fasilitator pada kegiatan ini, yaitu Yusuf Rijayanto MA yang merupakan Widyaiswara BBPP Binuang menyampaikan materinya menggunakan berbagai metode, di antaranya bermain peran, diskusi dan permainan.

Hal ini diharapkan selain untuk pencapaian tujuan, juga agar pelatihan ini dirasakan menyenangkan dan materi mudah untuk selalu diingat oleh peserta pelatihan.

Selain materi-materi teknis perencanaan yang disampaikannya, Yusuf juga banyak memberikan motivasi-motivasi. Yusuf mengingatkan bahwa Poktan ini bukan hal baru.

Poktan sudah terbentuk sejak lama, namun peningkatan kemajuan masih belum banyak berkembang. Beberepa faktor yang menjadikan Poktan masih jalan di tempat atau kurang aktif, seperti misalnya kekompakan, kepercayaan anggota. Tentunya keterampilan teknis selain teknis budidaya juga lainnya seperti keterampilan merencanakan. 

Selain itu, ketidakaktifan Poktan disebabkan karena Poktan tersebut tidak memiliki kegiatan untuk memfasilitasi anggotanya. Poktan pada umunya hanya aktif pada kegiatan penyaluran pupuk subsidi dan program dari pemerintah. 

Melalui pelatihan ini diharapkan para anggota akan membiasakan dirinya menyusun rencana usaha sebelum melaksanakannya. Kemudian melalui perencanaan yang disusun, mereka dapat menilai kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dan mengantisipasinya. 

Dari rencana anggota yang terkumpul akan direkap menjadi rencana Poktan dan dari hasil tersebut akan tergambarkan apa yang harus dilakukan oleh kelompok tani.

Dengan demikian seksi atau unit usaha yang selama ini vakum kegiatan akan menjadi aktif dan pada akhirnya Poktan akan memberikan manfaat bagi anggotanya, karena apa yang menjadi masalah atau kebutuhan anggota dapat difasilitasi oleh Poktan. 

Hal ini pun sekaligus dapat memberikan gambaran kegiatan yang ada pada korporasi nantinya, karena rencana usaha dari kelompok-kelompok tani yang tergabung dalam korporasi merupakan kegiatan yang akan dilakukan dan dikembangkan oleh korporasi.

Di akhir kegiatan pelatihan, Yusuf mengingatkan bahwa untuk mencapai keberhasilan, kesuksesan ada hal yang harus dimiliki kelompok tani yaitu keyakinan, niat, tekat dan kemauan yang tinggi.[rilis]   
  

Lebih baru Lebih lama