Pecinta Hewan Eksotis Bartim Gelar Aksi di Bundaran Gunung Perak

Pecinta Hewan Eksotis Bartim Gelar Aksi di Bundaran Gunung Perak

ANIMAL Lovers Bartim.| foto : istimewa

TAMIANG LAYANG - Komunitas pecinta hewan Eksotis yang tergabung dari beberapa anggota dengan nama Animal Lovers menunjukan atraksi lembut dalam mengenal atau menghadapi berbagai jenis hewan liar hingga mampu beradaptasi dengan manusia sejinak mungkin.

Aksi komunitas ini disambut baik dari beberapa warga yang sedang menikmati akhir pekan di Tugu Gunung Perak tepatnya di wilayah Desa Jaar Kabupaten Barito Timur (Bartim) yang saat ini dijadikan objek santai dan berswafoto oleh warga.

Komunitas yang terbentuk pada bulan Juli 2021 dan saat ini beranggotakan 29 orang dengan anggota aktif sebanyak 10 orang menggelar Social Gathering dengan membawa peliharaan kesayangan masing-masing, Minggu, (9/1/2022) akhir pekan tadim

Diketahui hewan peliharaan eksotis merupakan hewan peliharaan tak lazim yang biasanya berasal dari spesies liar dan bukannya hewan peliharaan seperti pada umumnya sehingga dibutuhkan orang-orang profesional dalam menjinakkan hewan tersebut.

Ketua Animal Lovers Bartim, Susanto mengatakan, terbentuknya komunitas itu bermula dari kesamaan hobi memelihara hewan eksotis seperti reptil maupun mamalia yang biasanya di alam bebas menjadi binatang pengganggu atau hama.

"Tapi menurut kami binatang pengganggu tersebut memiliki penampilan eksotis dari segi fisik maupun motif kulit. Karena itu kami berkumpul, silaturahmi dan berbagi pengalaman," ucapnya, Senin (10/1/2022).

Dirinya juga mengungkapkan bahwa hewan yang dimiliki anggota, untuk reptil ada berbagai jenis ular, salva, varanus dan kura-kura.

Kemudian jenis mamalia ada musang akar dan musang pandan, lalu ada juga yang punya burung berkicau serta ikan hias. 

Kegiatan Social Gathering itu juga kesempatan bagi komunitas itu untuk berbagi informasi, mengenalkan maupun mengedukasi masyarakat cara perawatan jenis hewan eksotis tersebut.

"Animal Lovers Bartim juga siap membantu masyarakat yang ingin mengevakuasi ular berbisa yang masuk rumah sekaligus melepaskan kembali ke habitatnya," ungkapnya.

Dengan tetap melestrikan dan menjaga habitat hewan liar yang kemungkinan bisa saja punah digerus oleh pembangunan era zaman, Susanto berharap dukungan dari pemerintah untuk dapat bersinergi mengembangkan komunitas tersebut dengan melestarikan habitat hewan dan memiliki penangkaran yang layak dan hal-hal yang mendukung lainnya.

"Kami berharap komunitas ini terus berkembang dan memiliki legalitas, tapi kami belum tahu caranya. mudah-mudahan nanti ada yang bisa membantu atau mengarahkan baik dari pemerintah ataupun pihak yang peduli," tukasnya.[linda]


Lebih baru Lebih lama