Tak Pakai Jasa Pandu, Tongkang Batubara Kandas

Tak Pakai Jasa Pandu, Tongkang Batubara Kandas

JASA pandu sejatinya membantu kapal-kapal besar, seperti tongkang untuk bisa melintasi sungai yang mengalami pasang surut.

BUNTOK - Tongkang Batubara kandas di tengah Sungai Barito, tepatnya di wilayah Desa Kalahien, Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan (Barsel), Kalimantan Tengah.

Peristiwa ini dikhawatirkan berpotensi membahayakan Jembatan Kalahien, apabila debit air sungai meninggi. Pasalnya, curah hujan dalam seminggu terakhir sedang meninggi.

Berdasarkan pantauan media, Sabtu (12/2/2021) sekitar pukul 14.00 WIB, tongkang bermuatan batubara terlihat kandas dengan jarak kurang lebih 200 meter dari Jembatan Kalahien.

Ke depan untuk mengindari kejadian ini terulang, owner atau pemilik bisnis kapal tongkang harus memanfaatkan jasa pandu masyarakat setempat yang lebih mengenal daerah itu saat melintas.

Sebelumnya pernah terjadi beberapa kali fender atau pengaman Jembatan Kalahien rubuh, akibat tertabrak tongkang bermuatan batubara yang melintasi perairan itu.

Terkait kejadian ini, Damang Kepala Adat Kecamatan Dusel dan Koordinator Kepala se-Kabupaten Barsel, Ardiyanso menjelaskan, berkaitan dengan kandasnya kapal ini, ada beberapa hal yang menjadi kendala.

"Kenapa saya bilang demikian, ini jarak kandasnya berjarak 200 meter dari jembatan bentang Kalahien dan air Barito itu biasanya kalau meluap mendadak kalau tidak terkontrol akan membahayakan, baik pengaman fender jambatan maupun jembatan itu sendiri. Sebagai Kepala Adat berkewajiban menjaga dan memelihara aset kebanggan dan sangat vital.

"Di mana jembatan penghubung mempunyai fungsi yang sangat besar sekali," jelasnya kepada awak media, Sabtu (12/2/2022).

Ia menilai dengan adanya kapal kandas seperti ini, mengganggu aktivitas adat dan arus lalu lintas sungai, seperti mencari ikan secara tradisional.

"Harusnya ini dilaksanakan dengan jasa pandu atau kapal bantu yang sudah disediakan, tinggal berkomitmen bagaimana," tandasnya.

Sementara, Kepala Desa Kalahien, Eskariadi berharap adanya kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Selain jembatan ini merupakan salah satu aset negara yang perlu dijaga bersama, juga agar bisa terjaga lalu lintas perairan yang ada.

Dengan adanya kerjasama yang baik, lanjutnya, hal-hal yang tidak diinginkan seperti adanya benturan terhadap jembatan bentang panjang Kalahien, bisa terhidarkan.

"Jauhkan ego masing-masing, mari tetap saling bekerjasama," pungkasnya.

Untuk diketahui, keberadaan Jembatan Kalahien ini merupakan bagian dari simbol kebanggaan masyarakat kabupaten Barito Selatan berslogan 'Dahanai Dahanai Tuntung Tulus'.
Lebih baru Lebih lama