Prihatin, Dinkes Tanbu Respon Penderita Kista Ovarium Ini

Prihatin, Dinkes Tanbu Respon Penderita Kista Ovarium Ini

BATULICIN - Nasib Suprihatin yang belum bisa dioperasi lantaran prosedur antrean yang lama, direspon Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Tanah Bumbu (Tanbu), H Setia Budi.

Setia Budi bahkan langsung memerintahkan anak buahnya dari Puskesmas Karang Bintang untuk menemui Suprehatin, seorang ibu rumah tangga dari RT. 01, Desa Pematang Ulin, yang dikabarkan terpaksa pasrah terbaring karena mengalami penyakit Kista Ovarium. 

"Saya sudah memerintahkan pihak Puskesmas Karang Bintang menemui ibu itu di rumahnya di Desa Pematang Ulin, agar bisa dirujuk ke RSUD daerah secepatnya," jelas Setia Budi.

Menurutnya, pertolongan harus cepat dilakukan agar masyarakat tidak terlantar. Jajaran Dinkes Tanbu tentu harus siap dalam mengatasi problem masyarakat di lapangan.

Sebelumnya diberitakan adanya seorang ibu rumah tangga bernama Suprehatin, yang hanya bisa pasrah terbaring di kasurnya di ruang berukuran 4 x 6 meter.

Wanita 29 tahun ini mengalami penyakit Kista Ovarium. Perutnya sudah membengkak seperti seorang perempuan yang sedang hamil 7 bulan. 

Sang suami, Sutiono, juga hanya bisa pasrah lantaran istrinya harus menunggu antrean dari RSUD di Banjarmasin untuk dilakukan operasi.

Menurut Sutiono, awalnya sang istri tidak mengetahui adanya penyakit Kista Ovarium. 

"Saat itu rasanya bulan 3 atau di bulan 4 tahun 2022. Istri saya mengalami sakit di perutnya," tuturnya. 

Namun kali ini istrinya disarankan tukang pijat untuk diperiksa secara medis. 

"Rasanya sekitar bulan Agustus 2022, kami ke Puskesmas Karang Bintang di depan pintu gerbang Desa Pematang Ulin, Kecamatan Karang Bintang," ungkapnya.

Sang istri disarankan dokter Puskesmas Karang Bintang untuk Ultrasonografi (USG). Kemudian dilakukan USG di Paradise yang ditangani dokter hingga kelihatan ada benjolan.

"Dikatakan ini penyakit Kista, kemudian kami ke RSUD Andi Abdurrahman Noor, dan ketemu dokter Ana, kami diminta lagi-lagi menunggu sambil dirawat," bebernya.

Selanjutnya diberi surat rujukan ke Rumah Sakit Ulin di Banjarmasin. Sesampainya di RSUD Ulin Banjarmasin, sang istri di USG lagi.

"Kebetulan dokternya tidak ada, sehingga kami kembali menunggu di tempat kelurga dan pada Selasa ketemu dokternya, dan istri saya kata dokternya positif akan dioperasi dan kami diminta ke bagian administrasi," paparnya.

Untuk operasi, pasien diminta menunggu antrean paling lama 6 bulan. Sembari menunggu antrean, rasa sakit di perut sang istri terpaksa dirasakan.

Sutiono berharap istrinya bisa secepatnya ditangani. "Kami tahu bahwa saya orang yang kurang mampu yang bisa memakai BPJS pusat gratisan. Kalau bisa jangan dianaktirikan, ini kan menyangkut masalah kesehatan dan nyawa seseorang. Bayangkan sambil menunggu di rumah istri saya terus mengalami sakit di perutnya," pungkasnya.

Dikabarkan, Kepala Puskesmas Karang Bintang, Idris bersama petugas medis sudah mendatangi Suprehatin di rumahnya di Desa Pematang Ulin. 

Mereka meminta kesiapan ibu Suprehatin bersama keluarganya untuk dirujuk ke RSUD. Namun suami Suprehatin masih meminta waktu untuk berbicara kepada orang tua dan mertuanya untuk hal ini.

Setelah koordinasi bersama pihak orang tuanya, suaminya akan mengabarkan kesiapannya kepada kepala Puskemas tersebut.[joni]

Lebih baru Lebih lama