Pertama di Kalimantan, Geopark Meratus Optimis Tembus UNESCO Global Geopark

Pertama di Kalimantan, Geopark Meratus Optimis Tembus UNESCO Global Geopark

WAKIL Ketua Badan Pengelola Geopark Meratus, Nurul Fajar Desira saat memaparkan tentang Geopark Meratus di hadapan para jurnalis.| foto : istimewa 

BANJARBARU - Penetapan wilayah Meratus sebagai Geopark Nasional pada tahun 2018, semakin meneguhkan komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan untuk mewujudkan predikat UNESCO Global Geoprak (UGGp) ke-11.

Apalagi kini, puluhan situs di pegunungan Meratus yang diajukan Pemprov Kalsel merupakan geopark pertama di Kalimantan. Setidaknya ada 54 situs pada Geopark Meratus.

Berbagai upaya pun dilakukan, mulai dari kajian, pemenuhan visibilitas, infrastruktur, fasilitas, dokumen hingga serangkaian promosi dan publikasi. 

Kini menjelang penilaian UNESCO Geopark Meratus, persiapan terus dilakukan. Hal ini terungkap dalam Coffee Talk bertajuk “Persiapan Menuju Penilaian Unesco Geopark Meratus” yang digelar Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kalsel, di salah satu Café di Banjabaru, Selasa (26/9/2023).

Wakil Ketua Badan Pengelola Geopark Meratus, Nurul Fajar Desira mengungkapkan, Geopark Meratus bertema “The Soul of Borneo” merupakan sebuah konsep pembangunan berkelanjutan yang pelaksanaannya secara terpadu.

“Geopark Meratus merupakan sebuah kawasan yang di dalamnya terdapat warisan dan keanekaragaman geologi, warisan budaya dengan keanekaragamannya, serta warisan hayati (geo flora dan fauna) dengan keanekaragamannya,” papar pria yang akrab disapa Fajar ini.

Tentunya, lanjut Fajar. Geopark Meratus ini harus dikelola secara terpadu dengan memperhatikan atau menerapkan prinsip-prinsip tiga pilar tujuan pengelolaan, di mana Geopark Meratus terdiri atas konservasi, edukasi, dan pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui pemberdayaan masyarakat.

“Ada empat rute di Geopark Meratus,  rute barat, rute selatan, rute timur, dan rute utara dengan total 54 situs dari seluruh rute. Empat rute yang akan menjadi rute kunjungan wisatawan,” jelasnya.

Ketua Harian Badan Pengelola Geopark Meratus, Hanifah Dwi Nirwana menambahkan, tujuan utama Geopark Meratus, yaitu kesejahteraan masyarakat membangun perekonomian. 

“Konsep Geopark merangkum semua destinasi, sehingga destinasi-destinasi tersebut memiliki filosofi yang memberi makna perjalanan dengan empat rute,” terangnya.

Hanifah berharap ke depan Geopark Meratus tergabung ke dalam 195 UNESCO Global Geopark (UGGp) di dunia, di mana terdiri di dalamnya 48 negara termasuk Indonesia salah satunya. 

Ia mengatakan, Indonesia sendiri memiliki 10 UGGp yang telah diakui secara internasional, dan pada tahun 2023 Geopark Meratus mendapatkan surat untuk penegasan usulan menjadi UNESCO Global Geopark (UGGp).

“Saat ini kita sedang menyongsong menjadi bagian dari dunia, harapannya tentu Geopark Meratus menjadi yang ke-11,” pungkas Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalsel ini.

Geopark Meratus sendiri mempunyai luas wilayah sekitar 3.645,01 km² meliputi enam kabupaten/kota, yaitu  Banjarbaru,  Banjarmasin,  Banjar,  Tapin,  Hulu  Sungai  Selatan,  dan  Barito  Kuala. 

Mengusung tema utama “Jiwanya Borneo”, Geopark Meratus terbagi empat rute, yakni rute utara, timur, selatan, dan barat dengan total 54 situs yang bisa dijelajahi dalam kurun waktu lima hari.

Untuk  memperkuat  langkah  menuju  UGGp,  Pemprov  Kalsel  menggandeng  sejumlah  mitra seperti instansi pemerintah, badan usaha, media, komunitas/kelompok masyarakat, akademisi dan perorangan.[anshari]
Lebih baru Lebih lama