Remiten Sebagai Penggerak Pertumbuhan Ekosistem Pertanian Bagi Petani Muda

Remiten Sebagai Penggerak Pertumbuhan Ekosistem Pertanian Bagi Petani Muda

BANJAR - Kementerian Pertanian (Kementan)  melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus mendorong proses regenerasi petani dan mendorong pengembangan usaha pertanian melalui akses permodalan khususnya Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengatakan, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi negara terkuat di dunia melalui pengelolaan pertanian. Karena itu, dia ingin insan pertanian bekerja keras dan memiliki integritas.

Melalui program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) yang disupport oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD), sebuah lembaga pembiayaan internasional dibidang pertanian, Kementan terus meningkatkan minat generasi muda untuk berwirausaha dibidang pertanian.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengingatkan pentingnya akses permodalan bagi para pelaku bisnis pertanian.

"Permodalan menjadi faktor penting dalam kegiatan usaha para petani milenial. Penting sebagai upaya mereka dalam mengembangkan skala usaha mereka,untuk itu akses permodalan, khususnya KUR harus terus diupayakan,” jelas Dedi.

Kementan terus memasifkan informasi mengenai akses KUR bagi petani milenial, yang kali ini di lakukan oleh unit pelaksana teknisnya SMK-PP Negeri Banjarbaru selaku Provincial Project Implementation Unit (PPIU) program YESS Kalimantan Selatan.

Kali ini, SMK-PP Negeri Banjarbaru mengadakan Millenial Agriculture Forum (MAF) edisi Tani Akur dengan tema "Remiten Sebagai Penggerak Pertumbuhan Ekosistem Pertanian Pedesaan Tangguh Melalui Petani Milenial". Disiarkan langsung secara daring dan luring di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, pada Rabu (15/5/2024). 

Mengawali dan membuka kegiatan, Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso menjelaskan bahwa Remiten biasanya melibatkan pengiriman uang dari negara lain, seperti ekspor impor, sehingga harapannya petani muda bisa memanfaatkan dana dari luar negeri.

“Kami harapankan petani muda ini memanfaatkan berbagai dana untuk pengembangan usahanya, seperti dana KUR dan dana dari luar negeri. Sebab, pertanian ini menjadi ujung tombak untuk menopang kelangsungan hidup Masyarakat dan pemerintah," ujar Budi.

“Mari kita semua mensupport kegiatan yang dilaksanakan oleh Kementan, Pemerintah Daerah juga harus mensupport, petani muda harus ikut berperan. Sebab padi beberapa tahun terakhir ini sangat menguntungkan," pungkas Kepala Sekolah.

Kegiatan ini dihadiri oleh 4 narasumber diantaranya Abdullah Mekani dari BSI Cabang Martapura MRM TL, Dedi Nurmadi selaku Kepala Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam Bappeda Litbang, kemudian Hj. Kasmawati selaku Koordinator BPP Martapura Timur, dan terakhir Mutia Zairina seorang Local Champion Program YESS.

Pemateri pertama Abdullah Mekani dari BSI Cabang Martapura MRM TL menjelaskan tentang Kredit Usaha Rakyat yang ada di Bank Syariah Indonesia cabang Martapura. Ia menjelaskan terkait jenis kredit, syarat dan aturan yang dapat diajukan oleh petani muda untuk mengembangkan usahanya, dengan maksimal sampai 500 juta.

Pemateri kedua Dedi Nurmadi selaku Kepala Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam Bappeda Litbang, Kabupaten Banjar memaparkan bahwa pemerintah Kabupaten Banjar memiliki beberapa program dalam mendukung petani di wilayahnya diantaranya Kurma Manis, dan dana dari CSR. Hal tersebut sebagai dukungan Kabupaten Banjar sebagai penyokong sektor pertanian dari IKN Nusantara nantinya.

Dilanjutkan Kasmawati selaku Koordinator BPP Martapura Timur menyampaikan bahwa di wilayah Martapura Timur ini sebagian adalah lahan rawa lebak, rentan akan perubahan kondisi. Ia menjelaskan di wilayahnya petani menjalankan usaha terkait tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan pengolahan hasil pertanian. Ia berharap petani yang tergabung dalam program yess bisa bergabung di kelompok tani, untuk memudahkan pendataan dan pembinaan.

Terakhir, Mutia Zairina seorang Local Champion Program YESS berbagi kisah sukses merintis usaha melalui metode hidroponik tanaman selada. Ia menjelaskan berkecimpung di sektor pertanian ini menguntungkan, dengan kondisi lahan rawa dan lahan yang sempit. Ia dapat mengembangkan dan menjual seladanya 30.000/Kg, dengan wilayah penjualan di Banjar dan Tanah Laut.

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan), Idha Widi Arsanti memaparkan bahwa dengan mengundang narasumber yang kompeten dalam bidang akses permodalan, dan pemasaran ini dalam rangka untuk mendukung pengembangan usaha pertanian bagi petani milenial.

“Melalui MAF Tani Akur ini kita berharap terjadi bisnis matching dan bisnis pitching di BPP dan P4S. Sehingga kemudian harapannya terjadi kontrak kerjasama, akses layanan perbankan dapat dilakukan. Sebab untuk mengembangkan usahanya petani milenial ini harus bisa akses permodalan," ujar Santi.[adv]

Tim Ekpos SMK-PPN Banjarbaru
Lebih baru Lebih lama