Bersama Sikomandan, Penyuluh Pertanian Desa Ujung Batu Gelar Layanan Kesehatan Ternak

Bersama Sikomandan, Penyuluh Pertanian Desa Ujung Batu Gelar Layanan Kesehatan Ternak

PELAIHARI - Tim Sikomandan Dinas Peternakan Kabupaten Tanah Laut (Tala) beserta Penyuluh Pertanian Desa Ujung Batu menggelar layanan kesehatan ternak sejak 1 Oktober 2020.

Sikomandan sendiri kepanjangan dari Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri. Program ini merupakan salah satu program unggulan Kementerian Pertanian yang merupakan reinkarnasi dari program SIWAB yang sudah berjalan sejak 2017. 

Sikomandan sendiri mulai dicanangkan pada tahun 2020 oleh Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Menurut Mentan SYL diikutip dari kompas.tv, peningkatan populasi sapi lokal dilakukan melalui berbagai upaya. Hal itu dimaksudkan untuk menekan angka dominasi impor sapi di Indonesia. 

Dikatakan bahwa kebutuhan daging sapi belum bisa dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Selama ini impor. Untuk itu dengan adanya program ini diharapkan mampu meningkatkan produksi sapi  hingga dua atau tiga kali lipat.

“Kebutuhan daging sapi nasional mencapai 700.000 ton per tahun, sedangkan kemampuan produksi di Indonesia hanya diangka 400.000  ton per tahunnya,” katanya.

Tanah Laut merupakan salah satu sentra pengembangan ternak sapi yang diharapkan memberi konstribusi untuk program tersebut. Salah satunya adalah Ujung Batu dengan jumlah ternak mencapai  1.023 ekor. 

Sementara di Kecamatan Pelaihari 8.675 ekor. Karenanya, pendampingan bagi peternak menjadi hal yang perlu dilakukan untuk menjamin keberhasilan pengembangan ternak sapi di wilayah itu.

Penyuluh Pertanian Desa Ujung Batu Kecamatan Pelaihari, Suliyo yang menyertai Tim Sikomandan dalam kegiatan pelayanan kesehatan ternak di desanya menjelaskan, hingga saat ini sudah dilayani sebanyak 115 ekor sapi meliputi Sapi Ras Bali, Lomousin, Simental. 

"Ada berbagai jenis layanan kesehatan sesuai dengan kondisi sapinya," imbuhnya.

Pelayanan yang diberikan oleh Tim Sikomandan antara lain inseminasi buatan, vaksinasi jembrana, pemberian obat cacing, pemeriksaan bunting dan gangguan reproduksi.

Diterangkan bahwa inseminasi buatan dimaksudkan untuk meningkatkan mutu ternak lokal, mempercepat peningkatan populasi ternak, menghemat penggunaan pejantan, mencegah adanya penularan penyakit kelamin akibat perkawinan alam, dan mendapatkan hasil kawin silang antar berbagai bangsa/ras memiliki keunggulan.

Vaksinasi Jembrana dimasudkan untuk mencegah tertularnya virus Jembrana yang biasa menyerang sapi Bali. Akibat serangan virus Jembrana, daya tahan tubuh sapi menjadi lemah. Jika tidak tertangani dengan baik, sapi dapat mengalami kematian.

Dari aktivitas layanan semua sapi dilakukan vaksinasi dan pemberian obat cacing. Hal itu dianggap lebih baik dari pada mengobati, sedangkan pemeriksaan  kebutingan dan gangguan reproduksi dilakukan pada sapi yang sedang dalam keadaan bunting.

Seluruh keperluan untuk layanan difasilitasi oleh Tim Sikomandan seperti sperma bahan Inseminasi buatan, vaksin, dan obat cacing yang digunakan. 

Suliyo juga berharap kepada petani untuk melaporkan jika ada hal-hal yang perlu dibantu dalam penanganan sapi.

“Kami berharap petani tidak segan-segan melaporkan kepada kami, kami akan layani sewaktu-waktu,” pungkasnya.[marhaenis]

Lebih baru Lebih lama