Genjot Produksi Pangan Nasional, Kelurahan Pelaihari Garap PATB

Genjot Produksi Pangan Nasional, Kelurahan Pelaihari Garap PATB

PELAIHARI - Kelurahan  Pelaihari melakukan giat penggarapan Perluasan Areal Pertanaman Baru (PATB) Padi. Salah satunya, adalah Poktan Rahmad Ibu di lahan seluas 40 hektare, Sabtu 10 Oktober 2020.

Selain mengoptimalkan luas baku sawah yang telah ditetapkan, PATB juga bertujuan untuk menggenjot produksi pangan nasional. 

Sebagaimana diprogramkan Kementerian Pertanian (Kementan), khusus tanaman padi di lahan PATB ditargetkan sebanyak 250.000 hektare untuk seluruh Indonesia. Dengan tambahan luas sebanyak itu, diproyeksikan akan menambah produksi 547.200 ton setara beras dengan produktivitas 4 ton per hektare.

Junaidi, Penyuluh Pertanian Kelurahan Pelaihari mengatakan, ada 40 hektare PATB yang digarap oleh Poktan Rahmad Ibu masih terus berlangsung dan sudah dikunjungi oleh Tim Pusat.

Demikian juga untuk poktan-poktan di Kelurahan Pelaihari yang jumlahnya 14 Poktan juga sudah mulai menggarap. Ditargetkan pada bulan November sudah bisa tanam semua.

“Di Kelurahan Pelaihari ada 14 Poktan yang dapat program PATB. Saat ini selain pengolahan lahan juga sudah ada yang mulai semai,  diperkirakan November bisa tanam,” ujar Junaidi.

PATB merupakan program yang disertai dengan subsidi saprodi seperti Benih, Herbisida, Fungisida, Pupuk Cair, dan NPK bagi petani peserta program PATB. 

Hingga saat ini, sebagian saprodi sudah diterimakan langsung kepada petani. Benih 40 kilogram, Herbisida 3 liter, Fungisida 1 kilogram, Pupuk Cair 4 liter, dan NPK 200 kilogram untuk per hektare.

Pengolahan tanah sementara masih dilakukan secara swadaya. Dengan menggunakan traktor roda empat dan traktor tangan milik Poktan ditambah pinjaman dari dinas untuk mempercepat proses pengolahan lahan.

Ditanya tentang kemungkinan munculnya masalah ke depan di musim tanama ini, Junaidi menyebutkan, masalah munculnya hama tikus dan wereng batang coklat yang biasa menyerang pada musim tanam akhir tahun ini. 

Selain itu, masalah musim yang tidak bisa diprediksi akan datangnya banjir. Namun Junaidi menjelaskan hal itu sudah diantisipasi.

“Untuk mengantisipasi masalah munculnya OPT disiapkan pestisida dan untuk kemungkinan banjir, sudah dibuat pintu dan saluran pembuangan air,” lanjutnya.

Saat dikonfirmasi Koordinator BPP Pelaihari, Saidillah mengungkapkan, keseluruhan PATB di Kecamatan Pelaihari ada 2.390 hektare yang terdiri atas lahan tadah hujan dan lahan rawa.

Lahan tadah hujan 417 hektare tersebar di 6 Desa atau 17 poktan, sedangkan lahan rawa 1973 hektare yang tersebar di 14 Desa atau 61 Poktan. Lahan-lahan tersebut tergolong lahan baru yang belum pernah ditanami. 

Saidillah juga menyebut perluasan areal tanam baru yang direncanakan bisa tanam Oktober/Nopember sangat berisiko.

Menurutnya, musim hujan yang masih berkepanjangan akan menjadi ancaman bagi lahan rawa baru. Karenanya, tidak semua bantuan diambil. Hanya saprodi saja, sedangkan bantuan khusus pengolahan tanah tidak diambil.

Pengolahan tanah dilakukan secara swadaya dengan sistem Tanpa Olah Tanah (TOT) atau kalau diolah cukup dengan traktor sendiri.

Saidillah juga mengungkapkan, selain program PATB ada juga program IP yang diperuntukkan bagi lahan yang sudah pernah ditanami. Menurutnya ada perbedaan dari kedua program itu.

“PATB ada subsidi lengkap, sedangkan program IP sumsidinya hanya benih saja,” pungkas Saidillah.[marhaenis]

Lebih baru Lebih lama