Amankan Produksi Padi, BBPP Binuang Gelar Pelatihan Pengendalian OPT

Amankan Produksi Padi, BBPP Binuang Gelar Pelatihan Pengendalian OPT

PENGENDALIAN Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan salah satu komponen penting dalam produksi tanaman padi. Kita bisa saja tidak panen karena adanya serangan hama dan penyakit. Karena itu serangan tersebut harus dikendalikan agar tidak sampai merugikan.

Pada Kamis, 27 Mei 2021, BBPP Binuang kembali menggelar pelatihan teknis bagi non aparatur di BPP Pangkoh Kecamatan Pandih Batu Kabupaten Pulang Pisau.

Tema yang diambil pada pelatihan ini, yaitu Pengendalian OPT padi lahan rawa. Tema tersebut diambil karena kondisi pertanaman padi sudah eksisting dan terdapat serangan penyakit, antara lain penyakit Blas dan hawar daun bakteri. 

Selain itu, hama juga menyerang tanaman padi antara lain walang sangit, wereng, ulat grayak dan tikus.

Pelatihan digelar selama tiga hari, mulai 27 hingga 29 Mei 2021 dan diikuti 30 petani dari Kecamatan Pandih Batu. Pelatihan dibuka oleh perwakilan BBPP Binuang, Ramadhani Kurnia Adhi. 

Dalam pembukaan tersebut, Ramadhani menyampaikan pentingnya pengendalian OPT, karena merupakan salah satu komponen penting dalam produksi tanaman padi. Pengendalian OPT harus dilaksanakan secara bijak agar tidak merusak lingkungan. 

Dalam pembukaan tersebut, Kepala BPP Pangkoh Harjanti juga berpesan kepada peserta agar selalu memberikan data dengan tepat, karena data tersebut masuk ke dalam database SIMLUHTAN dan eRDKK. 

"Database tersebut digunakan untuk keperluan antara lain dalam penyaluran pupuk bersubsidi melalui kios-kios penyalur," jelasnya.

Materi yang disampaikan dalam pelatihan, yaitu Pengamatan Agroekosistem dan Pengambilan Keputusan, Pengendalian OPT secara Terpadu, dan Agensia Hayati dan Pestisida Nabati. 

Materi disampaikan oleh Widyaiswara BBPP Binuang, Ramadhani Kurnia Adhi dan fasilitator Kasidal.

Dalam materi pengamatan agroekosistem, peserta diajak untuk turun ke sawah mengamati kondisi pertanaman padi. Kondisi yang diamati berupa kondisi lingkungan seperti ketersediaan air, pertumbuhan gulma, jumlah hama yang menyerang, luasan serangan akibat penyakit dan ketersediaan musuh alami. 

Dari hasil pengamatan kemudian dihitung apakah serangan tersebut sudah melewati ambang batas. Apabila sudah melewati ambang batas maka perlu dilakukan pengendalian.

Dalam materi pengendalian OPT terpadu, dijelaskan prinsip pengendalian secara terpadu yaitu Budidaya tanaman sehat, pelestarian dan pendayagunaan musuh alami, pemantauan ekosistem seraca teratur, dan petani sebagai ahli PHT. 

Dalam materi ini dijelaskan juga mengenai pengendalian beberapa OPT penting tanaman padi yaitu penyakit blas dan hawar daun bakteri serta hama walang sangit, penggerek batang, tikus, ulat grayak, dan burung.

Salah satu pengendalian OPT dilakukan dengan agensia Hayati dan penggunaan pestisida nabati. Agensia hayati merupakan makluk hidup yang dapat mengendalikan penyakit atau hama dengan cara menekan serangan penyakit sedangkan pestisida nabati terbuat dari tumbuhan yang mengandung bahan aktif untuk mengendalian hama dan penyakit. 

Dalam pelatihan ini peserta praktek memperbanyak agensia hayati Trichoderma padat. Trichoderma ini dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh Jamur. 

Selain itu, peserta juga praktik membuat pestisida nabati dari Gadung untuk mengendalian hama tikus dan pestisida nabati dari daun mimba untuk mengendalikan hama ulat.

Dari hasil pelatihan ini peserta diharapkan dapat menerapkan di lapangan dan menularkan ilmu yang diperoleh dari pelatihan ke petani yang lain.[rilis]


Lebih baru Lebih lama