BBPP Binuang bekerjasama dengan Uniska Banjarmasin dalan kegiatan permagangan bagi non aparatur (mahasiswa). Kegiatan dilaksankan pada Inkubator Agribisnis (IA), yang merupakan instalasi pembelajaran BBPP Binuang.
Selama permagangan, peserta mendapatkan inovasi teknologi berbasis pertanian berkelanjutan (ramah lingkungan).
Implementasinya peserta menerapkan di lapangan konsep Tillage Minimum, Pemupukan seimbang (organik-anorganik) selam masa transisi menuju pertanian organik.
Kemudian, tanam tumpang sari antara tanaman leguminose/kacang-kacangan dan tanaman pangan lainnya, pengaruh jarak tanam dan optimalisasi intensitas cahaya matahari pada pertumbuhan tumpang sari, zero waste zero cost secara optimal, pemanfaatan limbah pertanian sebagai pupuk organik dan pakan ternak.
Adapun kegiatan mereka bersama pendamping di lapangan, di antaranya menerapkan dalam budidaya di lapangan, mengamati, mengkaji, membahas untuk mengembangkan materi pembelajaran dan penerapan kegiatan dalam bisnis pertanian.
Menurut Budiono, Widyaiswara pendamping mahasiswa magang, sebagai wujud nyata penerapan “Green Economics”, peserta telah melaksanakan kegiatan mulai membuat pupuk organik, menguji efektifitas di lapangan dan menghitung analisa kelayakan usaha pembuatan pupuk organik, penanaman secara tumpang sari, pemilihan komoditas pertanaman tumpang sari.
Juga pengelolaan sumber energi matahari secara optimal melalui penerapkan jarak tanam pada tanaman tumpang sari, pengendalian organisme pengganggu tanaman secara terpadu, pemanfaatan benih varietas unggul yang adaptif lingkungan.
Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si mengatakan,
semua kegiatan ini dilakukan dengan harapan peserta magang, sebagai calon petani milenial dimasa datang penerus estafet pembangunan dan bisnis pertanian.
Ini tak lain, lanjutnya, agar dapat berkompetisi di era global dengan tetap menjaga agroekosistem dengan memanfaatkan sumber daya lokal, dengan keunggulan spesifik lokalitanya. Sehingga dapat memberikan keuntungan lebih optimal dan seimbang baik secara ekonomi maupun lingkungan.
"Kegiatan ini tentunya akan menjadi bagian kesuksesan dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)," imbuh Yulia.
Rivai, salah satu peserta magang mengaku senang bisa belajar dan mengasah skill di inkubator Agribisnis (IA) BBPP Binuang, khususnya sesuai dengan jurusannya di Agribisnis, Uniska.
Kegiatan ini, sambungnya, akan menambah kepercayaan dirinya sebagai mahasiswa. Banyak hal yang didapat mulai skill pembuatan Pupuk organik cair, pupuk organik padat, agen hayati, budidaya hidroponik, pertanian terpadu, budidaya tumpang sari dan pakan ternak dan analisa kelayakan usaha.
"Intinya kegiatan yang saya laksanakan membuat saya mandiri, sebagai calon petani milenial, dengan menerapkan pertanian zero waste, hingga zero waste zero cost. Secara bertahap kondisi keseimbangan agroekosistem dapat dicapai," ungkapnya.[rilis]
Tags
Ekbis