Food Estate Dikawal Kementan, Petani Kahayan Kuala Panen Padi

Food Estate Dikawal Kementan, Petani Kahayan Kuala Panen Padi

KABAR menggembirakan datang dari salah satu kawasan food estate Kalimantan Tengah yaitu Kecamatan Kahayan Kuala. Pasalnya, mulai pekan ini petani akan melaksanakan panen padi dari program food estate. 

Panen direncanakan tidak serentak atau bergilir sesuai dengan kenampakan gabah, ketinggian air di petak lahan dan jadwal regu tenaga panen.

Proses panen padi di Kahayan Kuala masih menggunakan alat panen tradisional renggaman (katam/ani-ani). Namun sebagian petani ada yang menggunakan sabit untuk memotong tangkai malai karena relatif lebih cepat.

Proses panen yang masih tradisional ini mengakibatkan waktu panen menjadi lama. Biasanya dalam luasan 1 hektar dengan tenaga panen 8 orang dilaksanakan dalam waktu 2 hari. 

Belum lagi kalau cuaca tidak bersahabat atau air dalam petak lahan tinggi akan menyebabkan waktu panen menjadi mundur. Di sisi lain, proses panen tradisional dapat menurunkan losses panen. Hampir semua malai dapat dipanen, sehingga tidak ada yang tertinggal.

Lokasi tanah yang labil menjadi kendala utama dalam mengoperasikan Alsintan di area pertanaman. Sehingga praktis petani di Kahayan Kuala masih menjalankan budidaya padi dengan cara tradisional.

“Sudah tepat program Food Estate di Kahayan Kuala mendapatkan traktor tangan, karena sesuai dengan kondisi tanah dan budaya petani,” jelas Aman Nurrahman Kahfi, pendamping Food Estate di Kahayan Kuala.

“Jika tiba-tiba petani mendapatkan traktor roda 4 dan combine harvester, justru akan menyulitkan. Pertama kondisi tanah dan penataan lahan yang belum siap untuk alsintan jenis itu. Kedua, budaya petani dari tradisional akan menyulitkan dalam perawatan, pemeliharaan dan pengelolaan,” bebernya.
 
Nilai traktor roda 4 dan combine harvester yang sangat besar jika tidak didukung oleh manajemen yang baik akan mereduksi nilai intrinsik dan ekstrinsik pada Alsintan itu sendiri. 

Akibatnya alsintan akan mangkrak, rusak dan sia-sia. Maka perubahan budaya pertanian perlu pelan-pelan tapi konsisten.

Beberapa desa yang sudah memulai panen antara lain Desa Bahaur Tengah dan Desa Sei Pesanan. Luasan panen padi mencapai 10 hektare. Di antara varietas yang dipanen adalah siam karukut dan siam unus. 

Kegiatan panen ini tidak terlepas dari peran dan pengawalan tim Food Estate Kalimantan Tengah, khususnya Kahayan Kuala. 

Tim yang terdiri atas Arni Setyo (SMKPP N Banjarbaru); Pansyah (Balittra Banjarbaru); Aman Nurrahman Kahfi (BBPP Binuang) dan 2 mahasiswa pertanian ini cukup solid memantau perkembangan pertanaman padi di lahan dan perubahan sikap/budaya petani selama mengikuti program food estate.

Aman Nurrahman Kahfi berharap proram food estate dapat memacu dan memicu semangat petani Kahayan Kuala khususnya untuk meningkatkan produktivitas padi sehingga berdampak pada ketersediaan pasokan padi nasional.

Kepala BBPP Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si dalam kesempatan terpisah menyampaikan, BBPP Binuang terus mensupport program food estate melalui kegiatan Pelatihan dengan sub tema dari hulu hingga hilir.

"Dari Rencana Usaha Kelompok Tani hingga Penguatan Kapasitas Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kostratani," ungkapnya.
 
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan, pertanian tidak boleh berhenti.

"Penyediaan pangan bagi seluruh penduduk Indonesia menjadi program utama Kementan. Terlebih dalam masa pandemi Covid-19," tuturnya dalam keterangan di Jakarta.
 
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan, virus corona memang meluluh lantakkan aspek kehidupan, termasuk sektor pertanian yang mempunyai tupoksi menyediakan pangan. 

"Mulai dari sistem produksi hingga distribusi terganggu,” ungkapnya.[rilis]



Lebih baru Lebih lama