BATULICIN - Penanganan stunting terus dilakukan petugas Puskesmas Lasung, Kecamatan Kusan Hulu, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Disebutkan pada tahun 2021 kasus terindikasi stunting tercatat mencapai 65. Memasuki akhir 2022, kasus terindikasi stunting mengalami penurunan menjadi sekitar 55.
Hal ini diungkapkan Kepala Puskesmas Lasung, Rosyidah melalui Ahli Gizi, Ika Rakhmawati kepada wartawan, Rabu (5/9/2022).
Ika mengatakan, dalam penanganan stunting pihak Puskesmas Lasung melakukan rembuk di setiap desa. Pihaknya juga melaporkan perkembangan si anak, seperti apa setelah dilakukan intervensi, baik dari kesehatan maupun dari desa.
Bila dari kesehatan, lanjut Ika, pihaknya melakukan penyuluhan, konseling, kemudian turun ke Posyandu untuk pengukurannya.
"Kami juga selalu mengingatkan kepada ibu hamil tentang bahaya stunting, seperti apa dan yang harus dilakukan seperti apa. Ada kami lakukan demo masak yang dananya bersumber dari desa dengan mengumpulkan ibu hamil dan ibu balita, supaya si anak mau makan sayuran bagaimana. Kami ajarkan agar sayuran dibuat menarik perhatian anak supaya mau makan," paparnya.
Ika menjelaskan, dari demo masak pihaknya sebagai narasumber memberikan contoh membuat sayuran agar si anak mau makan. Ini tentu bertujuan agar ibu hamil atau ibu balita bisa membuatnya di rumah.
"Kami hanya menyontohkan cara membuat sayuran menarik si anak supaya mau makan," imbuhnya.
Untuk tahun ini, lanjut Ika, pihaknya mengusulkan lagi untuk demo masak. Pihaknya juga selalu mengingatkan tentang bahaya stunting. Ini mengingat sebagian besar masyarakat mungkin belum memahami istilah yang disebut stunting.
"Stunting ini adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, seperti tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya," tutup Ika.[joni]
Tags
tanah bumbu