BANJARBARU - Saat ini, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) kembali memanfaatkan dan mengembangkan lahan rawa sebagai alternatif peningkatan produksi padi.
Program yang dicanangkan oleh Menteri Amran Sulaiman tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendukung swasembada pangan di Indonesia.
"Salah satu program untuk mencapai swasembada pangan dapat dilakukan melalui optimalisasi lahan rawa dalam peningkatan produksi pangan, tentunya program ini perlu melibatkan dukungan berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, penyuluh, dan petani muda," sebut Amran.
Demi menyukseskan hal di atas, Kementan melalui peran Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menyelenggarakan kegiatan “Focus Group Discussion (FGD) Agribisnis di Lahan Rawa Berbasis Pertanian Modern” dan Kunjungan Lapang yang melibatkan stakeholder dari lembaga penelitian, lembaga pendidikan, dan pakar mekanisasi pertanian lahan rawa.
Digelar selama 2 hari, kegiatan pertama dilaksanakan di Aula SMK-PP Negeri Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kamis (14/03/2024). Hari pertama ini dilaksanakan kegiatan “Focus Group Discussion (FGD) Agribisnis di Lahan Rawa Berbasis Pertanian Modern”. Sedangkan hari kedua dilakukan kunjungan lapangan ke Kabupaten Barito Kuala.
Selain dihadiri Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, forum ini hadir Staff Khusus Menteri Pertanian, Tenaga Ahli Menteri Pertanian, BRIN, Sekretaris Badan PPSDMP, Kapusdik, Kapusluh, Kapuslat.
Kemudian Direktur Polbangtan dan Pepi Kementan, Kepala SMK-PP Sembawa, Bapeltan Lampung, dan beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementan di Kalimantan Selatan, diantaranya BBPP Binuang, BSIP Kalsel, BSIP Lahan Rawa Kalsel, dan SMKPP Negeri Banjarbaru.
Di kesempatan forum ini, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) menyampaikan bahwa swasembada beras berkelanjutan menjadi komitmen pemerintah, Lahan rawa menjadi solusi bagian penting masa depan pertanian Indonesia.
Dedi menambahkan, peningkatan produksi padi melalui optimalisasi pemanfaatan lahan rawa berkelanjutan berbasis pertanian modern, sangat diperlukan sejalan upaya mengatasi krisis pangan yang terjadi dewasa ini, karena adanya konflik dan elnino yang terjadi sejak Februari 2023.
“Dampak dari El Nino stok beras turun signifikan, padahal di tahun-tahun dulu kita bisa menghasilkan 32,5 Juta ton, tahun ini hanya 30 juta ton beras, sementara jumlah manusia yang makan semakin meningkat, hampir 4 juta tiap tahunnya," ujar Dedi.
“Indonesia memiliki 33,3 juta ha rawa, sekitar 9,5 juta ha potensial untuk lahan pertanian produktif, oleh karenanya perlu segera dilakukan "Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi melalui Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Rawa Berkelanjutan Berbasis Pertanian Modern". Di tahap awal akan dilakukan optimalisasi lahan rawa sebesar 400 ribu Ha pada 11 Provinsi di Indonesia dan pada Kalimantan Selatan sebesar 46,3 ribu Ha," ungkap Dedi.
Dedi menegaskan bahwa lahan rawa mempunyai keunggulan spesifik dapat menghasilkan padi saat musim kemarau, di mana agroekosistem lainnya mengalami kekeringan. Lahan rawa sumberdaya lahan yang potensial untuk tanaman pangan, namun secara alamiah memiliki karakter dan fisik lahan yang tidak subur dan air yang sulit dikendalikan, maka perlu dilakukan penerapan teknologi tepat.
Forum ini dilanjutkan paparan materi dari narasumber diantaranya Masganti dari BRIN tentang Menakar Keandalan Agribisnis Padi di Lahan Rawa. Pemateri kedua, Muhammad Noor dari BRIN tentang Pengolahan Tanah Spesifik Rawa : dari Tajak sampai Traktor.
Pemateri ketiga, Ani Susilawati dari BPSIP Lahan Rawa tentang Penyiapan SDM Agribisnis Lahan Rawa Dalam Meningkatkan Produksi Pangan Nasional, Pemateri terakhir ialah Idha Widi Arsanti selaku Kapusdik, Kementan tentang Rencana Pelibatan Petani Milenial.
FGD Agribisnis Dilahan Rawa Berbasis Pertanian Modern Tahun 2024 ini dilakukan juga sesi tanya jawab antara pemateri, tamu undangan bersama Staff Khusus Menteri Pertanian yaitu Sam Herodian, dan juga dengan beberapa Tenaga Ahli Menteri Pertanian.
Melalui FGD ini, ada 3 poin yang nantinya diharapkan oleh Kementan, Pertama, adanya tinjauan kebijakan, potensi, peluang dan kendala optimalisasi lahan rawa dalam konteks swasembada pangan nasional.
Kedua, adanya strategi dalam pengembangan agribisnis lahan rawa yang efektif dan efisien untuk menjamin swasembada pangan nasional dan kesejahteraan petani. Ketiga, adanya pembagian peran masing-masing stakeholder yang ikut terlibat dalam mengembangkan agribisnis lahan rawa berbasis pertanian modern.[adv]
Tim Ekpos SMK-PPN Banjarbaru