Dampingi 2,5 Juta Petani Milenial, BPPSDMP Siapkan Penyuluh Milenial

Dampingi 2,5 Juta Petani Milenial, BPPSDMP Siapkan Penyuluh Milenial

SEJAK tahun 2020 Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia menargetkan 2,5 Juta Petani Milenial pada tahun 2024, diharapkan menjadi motivator dan fasilitator bagi petani dan masyarakat di sekitarnya untuk membangun sistem pertanian yang maju, modern dan mandiri.

Sebagaimana Program Super Prioritas BPPSDMP dan Kementerian Pertanian RI, yaitu Kostratani. Tentu ini selaras dengan  program-program BPPSDMP yang terus disosialisasikan Kepala BPPSDMP, Prof Dedy Nursyamsi M.Agr. 

Begitu juga oleh Mentan Dr Syahrul Yasin Limpo (SYL) di beberapa kesempatan saat kunjungan ke daerah, di mana Ia senantiasa menyampaikan bahwa kita harus menyiapkan petani-petani milenial untuk menjadi penerus pembanguan pertanian yang maju, mandiri dan modern. Bahkan beliau berharap pada tahun 2024 telah tercapai 2,5 juta petani milenial. 

Oleh karena itu, melalui UPT BBPP Binuang, program tersebut dikembangkan dalam kegiatan pelatihan teknis dan manajerial  bagi aparatur sebagai fasilitator calon petani milenial dan pelatihan-pelatihan teknis dan manajerial bagi petani milenial dan petani andalan.

Salah satunya Pelatihan Aparatur VIII pada komoditas Bawang Merah, di Dinas Pertanian Kabupaten Sukamara. 

Pada tanggal 17 hingga 19 Juni 2021, dua bulan sudah kegiatan berjalan, dengan metode pendampingan secara daring metode konsultasi/diskusi terkait permasalahan teknis di lapangan juga mencari alternatif pemasaran produknya. 

Hasil bawang merah proses uji lapang pada kegiatan praktik lapang dari Pelatihan Aparatur Angkatan VIII di BPP Sukamara telah panen. Hasil cukup baik, mengingat tanaman awal pertumbuhan terkendala musim penyakit “Moler” disebabkan jamur Fusarium. 

Namun pada blok yang mendapat perlakuan Pupuk Organik cair (POC) yang mengandung agency haati Tricoderma yang dibuat saat praktek kapita selekta mampu mengatasi kendala penyakit “moler” yang disebabkan oleh jamur Fusarium .

"Tanaman tampak berwarna daunnya kuning, cepat layu dan daun terpelintir dan tanaman mudah tercabut karena sistem perakaran juga terganggu dan membusuk," papar Budiono, Widyaiswara BBPP Binuang.

Bermodal pengalaman, salah satu Purnawidya dari BPP Sukamara, Boni Purnomo STP, makin percaya diri untuk mensosialisasikan hasil uji lapangan POC hasil praktek Pelatihan Aparatur VIII oleh BBPP Binuang. Ini mengingat penyakit moler ini bisa menggagalkan 90% hasil panen. 

"Namun dengan penggunakan POC plus agency hayati, penyakit moler tersebut dapat dikendalikan," imbuh Boni.

Kepala BBPP Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si mengatakan, hasil-hasil lainnya dari pelatihan aparatur dari BBPP Binuang, makin terbuka luas wawasan terkait budidaya bawang merah mulai memilih varietas yang spesifik lokal hingga membuat pupuk organik dan pestisida nabatim, aplikasi indentifikasi OPT, aplikasi ramalan cuaca, apliaksi peta kesesuaian lahan dan informasi banyak lainnya. 

Tentu akan menambah energi positif dalam mendukung program Kementerian Pertanian RI, di mana Kostratani diharapkan mampu menjadi pusat informasi dan data, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis, dan pusat gerakan pembangunan pertanian.

"Tentu dengan penguatan informasi melalui pelatihan ini sangat membantu bekal bagi penyuluh pertanian dalam melayani para petani milenial yang kritis dan inovatif.tentu kami sebagai penyuluh juga harus mampu melayani mereka," jelasnya.

Tentunya upaya-upaya ini dapat sinergis dan memperkuat jejaring kementerian pertanian dengan para penyuluh dan petani milenial dalam mewujudkan program-program nasional, antara lain: Gerakan Ekspor meningkat 300%; Kostratani menjadi wahana penyuluh dan petani milenial menuju pertanian yang maju, mandiri dan modern; keamanan jaminan swasembada pangan nasional; meningkatkan kesejahteraan petani; dan gerakan gerakan swasembada daging, gula dan lain-lain. 

Apalagi, lanjut Yulia, sektor pertanian sejak triwulan kedua 2021 menujukkan laju pertumbuhan yang positif sebesar 2.9% dan ini pertumbuhan terbesar dibanding sektor lainnya.

"Sedangkan sektor pertanian sendiri di era pandemik covid-19 terus menunjukkan pertumbuhan positif dibanding sebelum pandemi sebesar 12.93%," papar Yulia.[rilis]


Lebih baru Lebih lama