HAMPIR 1,5 tahun terdaftar sebagai siswa MTsN 2 Banjarmasin, Ikmal akhirnya baru bisa merasakan bangku sekolah sejak 21 Oktober 2021.| foto : anshari |
MENTARI pagi belum lagi menampakkan batang hidungnya, namun semangat menggebu untuk turun ke sekolah sudah menghangatkan jiwa Muhammad Ikmal Al-Ansory.
Di tengah embun yang masih menyelimuti Kota Banjarmasin, siswa kelas VIII MTsN 2 Banjarmasin ini bergegas mengemas kebutuhan sekolah. Tidak lupa sebelum menumpang kendaraan roda 2, Ia memakai masker sebagai proteksi pencegahan terpapar dari Covid-19.
Jam tangan masih menunjukkan pukul 07.00 Wita, Ikmal yang dibonceng ayahnya pun melaju menuju sekolah yang berjarak sekitar 6 kilometer dari rumahnya di Kelurahan Sungai Andai Banjarmasin Utara menuju Komplek Pendidikan Mulawarman, Banjarmasin Tengah.
Di jalanan Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan sendiri terlihat ramai anak sekolah, mulai SD, SMP hingga SMA menuju sekolah masing-masing. Sebagain besar mereka diantar orangtua, mengingat hampir setiap sekolah menyarankan untuk diantar alias tidak menggunakan kendaraan sendiri.
Turun dari kendaraan, beberapa petugas didampingi beberapa guru menyambut kedatangan siswa, termasuk Ikmal. Satu per satu siswa dengan jarak yang sudah diatur, diperiksa suhu tubuhnya dengan thermogun.
Dengan langkah penuh kegembiraan, Ikmal pun masuk sekolah dan memulai pembelajaran tatap muka (PTM) sejak 21 Oktober 2021 ini. Pun demikian yang dirasakan siswa lainnya di MTsN 2 Banjarmasin ini.
Perasaan gembira Ikmal sangat realistis, mengingat hampir 1,5 tahun sejak diterima dan terdaftar sebagai siswa MTsN Favorit di Kota Banjarmasin ini, Ia belum sekali pun belajar di bangku sekolah.
Selama masa pandemi sekaligus larangan untuk belajar secara offline, Ikmal belum mengenal secara akrab banyak rekan sekelasnya. Ini karena selama hampir 1,5 tahun pula Ia hanya bisa belajar secara daring dengan dipandu guru via grup WhatsApp.
"Alhamdulillah, akhirnya saya bisa duduk di bangku sekolah. Mulai masuk sampai sekarang, saya hanya belajar secara online," ungkap Ikmal, Kamis (21/10/2021).
Menurut remaja 14 tahun ini, belajar secara offline tentu sangat diharapkan, karena bisa belajar dan mendapat bimbingan guru secara langsung. Sosok guru sangat penting sebagai teladan bagi siswa.
Sebelumnya, lanjut Ikmal, kalau pun pernah ke sekolah, hanya untuk kebutuhan mengambil buku paket atau menyerahkan tugas termasuk mengambil rapor di setiap semester dan kenaikan kelas. Itu pun sebentar karena terbentur dengan aturan penerapan protokol kesehatan.
"Saya berharap tidak ada kendala lagi untuk tetap belajar secara langsung di sekolah. Sebab bagaimana pun semua siswa tentu menginginkan belajar di sekolah dengan dibimbing guru," tuturnya.
Kendati sudah mulai PTM, MTsN 2 Banjarmasin tetap menerapkan disiplin prokes yang ketat, satu di antaranya dengan menerapkan sistem ganjil genap berdasarkan absen kepada siswa saat pembelajaran offline berlangsung
Karena itu, jumlah siswa yang masuk juga dibatasi dan jam belajar di sekolah pun terbatas. Prokes 5M seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas di luar rumah, diterapkan dan terus diingatkan pengelola sekolah.[anshari]
Tags
Humaniora