Dilintasi Truk Batubara, Petani Karet Keluhkan Jalan Desa Mereka

Dilintasi Truk Batubara, Petani Karet Keluhkan Jalan Desa Mereka

LANTARAN sering dilintasi truk pengangkut batubara karungan, jalan warga pun rusak parah.| foto : joni

BATULICIN - Aktivitas truk angkutan batubara karungan yang melintasi Desa Pematang, Kecamatan Karang Bintang, Kabupaten Tanah Bumbu (Bumbu), berefek buruk pada kondisi jalan yang dilaluinya. 

Akibatnya, petani karet di desa itupun menjadi terganggu. Mereka mengeluh lantaran kondisi jalan tembus menuju Desa Rejowinangun yang mereka lalui setiap hari, menjadi rusak parah
 
Petani karet Desa Pematang Ulin, Marsito, didampingi petani karet lainnya, Hardi, Sabtu (26/2/2022) mengatakan, jalan yang dilewati petani menuju kebun karetnya rusak akibat dilalui truk pengangkut batubara manual yang sudah dikarungi.

"Saya mewakili warga Desa Pematang Ulin, khususnya yang mempunyai lahan akses yang melalui jalan di sini meminta agar bisa diperbaiki jalan ini," pinta Marsito.

Kerusakan jalannya, lanjut mantan Ketua RT. 07 Desa Pematang Ulin, sudah sangat parah. Karena itu, pihak terkait harus segera memperbaiki.

"Tolong diperbaiki, agar kami saat mengeluarkan karet hasil turihan kami tidak kesulitan saat melewatinya. Ini saat kering tanah jalannya bisa saja dilewati, namun bila sudah hujan turun jalan sulit dilewati mengunakan sepeda motor pada saat mengeluarkan karet yang sudah tercetak," paparnya.

Jadi, sambungnya, saat hujan turun jalan sulit dilalui menggunakan sepeda motor. Petani karet terpaksa melewati lahan orang. Tak mustahil jalan punya orang yang dilewati malah ikut rusak.

"Ini kan kasihan yang punya kebun karet juga, yang lahannya kami lewati menggunakan sepada motor, namun apa boleh buat. Intinya kami minta agar diberi batu jalan akses ini, jangan dilihatkan saja," tandas Marsito.

Sementara itu, Kepala Desa Pematang Ulin, Winarto saat dihubungi via telepon selulernya, tak membantah akses jalan petani karet Desa Pematang Ulin dilewati truk batubara karungan.

"Sebenarnya begini om, untuk APBD murni bisa saja bila diusulkan masuk ke jalan petani karet penghubung Desa Rejowinangun tersebut," jelasnya.

Namun, lanjutnya, bila dimanfaatkan oleh truk pengangkut batubara karungan manual juga menjadi percuma. Sedangkan sumbangsihnya untuk desa saja tidak ada. Jadi yang dirugikan desa, tentu lebih baik APBDes murni itu dilarikan ke akses jalan petani lainnya.

"Tujuan bila diperbaiki jalan itu kan buat masyarakat saya, bukan truk pengangkut batu bara karungan. Bila membawa batu untuk jalan rusak, ada saja saya diberitahu orang rumah yang ada di depan jalan penghubung desa Rejowinangun tersebut. Namun bila kondisi seperti itukan, biar membawa batu pun tidak sesuai dengan mereka lewati hampir 5 atau 6 kali pulang pergi melintasi jalan tersebut," bebernya.

"Jadi intinya pengusaha yang memakai jalan itu yang bertanggung jawab untuk memperbaiki jalan petani karet warga Desa Pematang Ulin," pintanya.

Awak media mencoba mengonfirmasi dan mencari tahu siapa pemilik batubara manual itu. Awak media juga sempat meminta nomor pengusaha batubara manual itu kepada Kades Pematang Ulin via WhatsApp, namun Kades tak bisa memberikannya.

"Kadak om" balasan pesan WhatsApp Kades, yang mungkin maksudnya tidak ada nomor pengusaha tersebut.[joni]


Lebih baru Lebih lama