Tingkatkan Skala Usaha Bagi Petani Milenial, Kementan Buka Peluang Akses Permodalan

Tingkatkan Skala Usaha Bagi Petani Milenial, Kementan Buka Peluang Akses Permodalan

TANAH BUMBU - Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus mendorong proses regenerasi petani dan mendorong pengembangan usaha pertanian melalui akses permodalan khususnya Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Melalui program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) yang disupport oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD), sebuah lembaga pembiayaan internasional dibidang pertanian, Kementan terus meningkatkan minat generasi muda untuk berwirausaha dibidang pertanian 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengingatkan pentingnya akses permodalan bagi para pelaku bisnis pertanian.

"Permodalan menjadi faktor penting dalam kegiatan usaha para petani milenial. Penting sebagai upaya mereka dalam mengembangkan skala usaha mereka,untuk itu akses permodalan, khususnya KUR harus terus diupayakan,” jelas Dedi.

Kementan terus memasifkan informasi mengenai akses KUR bagi Petani Milenial, yang kali ini di lakukan oleh Unit Pelaksana Teknisnya SMK-PP Negeri Banjarbaru selaku Provincial Project Implementation Unit (PPIU) YESS Programme Kalimantan Selatan.

SMK-PP Negeri Banjarbaru kali ini mengadakan Millenial Agriculture Forum (MAF) edisi Tani Akur tema: “Akses Permodalan Usaha Menggunakan CSR”. MAF disiarkan langsung dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Karang Bintang, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, Rabu (8/11/2023).

Narasumber yang dihadirkan di antaranya, M. Untung RLU (Bappeda Litbang Kab. Tanah Bumbu), Heru Dianto (Koordinator BDSP Karang Bintang), M. Husaini (Offtaker Hortikultura), Anton Laras Tri Anggoro (Local Champion Penerima Manfaat Program YESS).

Hadir membuka webinar, Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso yang menyampaikan pertanian merupakan salah satu bisnis yang menguntungkan jika dikelola dengan baik. Sudah banyak bukti petani yang yang sukses, dan mengembangkan usaha dengan pinjaman modal dari lembaga keuangan.

“Karena usaha di pertanian menguntungkan, jika ada kendala bisa konsultasi ke BPP yang ada di rekan-rekan semua, misalnya disini di BPP Karang Bintang. Jika sudah berjalan dan mapan, rekan-rekan harus mengembangkan usahanya agar lebih berkembang,” ujar Budi.

Budi menambahkan, bagaimana cara mendapatkan modal usaha nantinya di MAF ini akan dijelaskan, baik melalui KUR atau mendapatkan bantuan modal dari CSR, diharapkan narasumber yang hadir menjadi pencerahan dan motivasi bagi anak muda untuk terus berbisnis di sektor pertanian.

Di kesempatan pertama, M. Untung RLU dari Bappeda Litbang Kab. Tanah Bumbu, menegaskan Kabupaten Tanah Bumbu konsen terhadap sektor Pertanian, yang mengarahkan ke pertanian agro industri. Serta di kesempatan ini M. Untung menjelaskan proses dan bantuan untuk pengajuan CSR ke perusahaan.

“Misalkan petani-petani membutuhkan akases untuk CSR, siapkan proposalnya kita akan bantu follow up melalui kecamatan, kita akan bertemu dengan 3 perusahaan ini. Karena kewajiban perusahaan itu di Perda Tanah Bumbu No. 5 Tahun 2016, mereka wajib mengeluarkan 2% dari keuntungannya untuk CSR,” jelas Untung.

Selanjutnya, Heru Dianto, Koordinator BDSP Karang Bintang menyampaikan BPP sebagai tempat informasi, penggerak Lembaga pertanian, pusat belajar, konsultasi Agribisnis Pertanian, dan jenjang kemitraan.  Selain itu, adanya sumber modal dari perbankan menawarkan banyak pilihan pinjaman modal yang besar, di Karang Bintang yang aksesnya mudah adalah Bank BRI dan Bank BPD Kalimantan Selatan.

Pemaparan dilanjutkan oleh M. Husaini, Offtaker Hortikultura yang menjelaskan usaha di bidang hortikultura, peternakan, dan tentang asosiasi yang ada di Tanah Bumbu. Selain itu M. Husaini juga menjelaskan pentingnya pencatatan dalam bertani, karena menyangkut perhitungan untung dan rugi.

Setelahnya Anton Laras Tri Anggoro, Local Champion Penerima Manfaat Program YESS, yang berkecimpung di budidaya jeruk di lingkungan perkebunan karet. Anton mengajak petani di Karang Bintang bisa berkecimpung di budidaya jeruk, dan terbentuk ekosistem disana, ada yang bibit, pemasaran, dan pengolahan produk.

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti pada closing statement menyampaikan bahwa masih ada kesempatan magang bagi petani dari Tanah Bumbu atau Kalimantan Selatan, untuk dapat mempunyai pengalaman magang di luar negeri seperti di Taiwan, sehingga pertanian di Indonesia menjadi Maju, Mandiri, dan Modern.[adv]
Lebih baru Lebih lama