Wisatani, Evaluasi Program Pembelajaran Daring BBPP Binuang

Wisatani, Evaluasi Program Pembelajaran Daring BBPP Binuang

PEMBELAJARAN di era New Normal ditengah wabah Covid-19 mengalami pergeseran metode pelaksanaan kegiatan. Sebelum adanya wabah Covid-19, pelatihan dilakukan secara offline atau tatap muka. 

Namun saat ini dengan kemajuan IT pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan secara online (daring).
Kemajuan IT merupakan solusi dalam pelaksanaan pelatihan.

Sebuah program E-Learning yang bertajuk Wisatani (Widyaiswara Sapa Kostratani) merupakan program latihan yang menyentuh ranah kognitif peserta latihan. 

Program Wisatani BBPP Binuang telah menembus edisi ke-46 dengan jumlah rata-rata peserta 500 partisipan setiap sesinya. 

Program ini merupakan suatu sistem atau konsep pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Peserta dapat mengikuti melalu handphone atau dari computer masing-masing. 

Hasil evaluasi yang dilakukan oleh salah seorang Widyaiswara BBPP Binuang, Retno Hermawan SP M.Si menyatakan, peserta yang mengikuti program Wisatani ini berasal dari seluruh provinsi Indonesia.

"Kami telah melakukan evaluasi kegiatan Wisatani ini kepada 220 sampel terpilih dan hasilnya peserta menyatakan program ini bermanfaat. Hal ini dibuktikan dengan 66,4% peserta responden menyatakan sangat bermanfaat dan 29% pada nilai bermanfaat,” ujar Retno.

Kegiatan ini diikuti hampir seluruh wilayah di Provinsi di Indonesia. Dominan peserta berasal dari untuk PPL sebanyak 87,7%, karena memang topic materi dan program ini menyasar pada BPP Kostratani, ada juga petani, dosen, guru dan fungsional lainnya.

Dilihat dari segi Pendidikan 63,2% berpendidikan S1, ada yang D4, D3, SMA, S2, bahkan S3 yang mengikuti kegiatan ini memberikan kontribusi warna dalam pelaksanaannya. Karena pada sesi pembelajaran peserta dapat berdiskusi dengan widyaiswara mengenai topic materi yang disajikan.

“Hasil evaluasi yang kami lakukan melalui kuisioner online juga menyatakan bahwa 77,2% itu materi yang dipaparkan telah dicoba untuk dipraktekkan, artinya timbul minat dari peserta untuk mencoba dan mengaplikasikan dilapangan, hal ini karena memang materi yang disajikan lebih kepada aspek kemanfaatan dan aplikatif dilapangan,” tutur Retno.

Ada peserta yang lebih dari 16 kali mengikuti program ini, paling sedikit itu 4 hingga 6 kali ikut program ini. Hal ini menyiratkan makna peserta selalu memantau dan menunggu untuk terus mengikuti program ini. 

Dari sisi materi, materi yang paling menarik menurut responden ialah materi-materi teknis budidaya, seperti penanggulangan hama, budidaya tanaman pangan, dan berikutnya materi yang berkaitan dengan penyuluhan contohnya materi kaji terap, membuat materi penyuluhan dan lainnya, selanjutnya pengolahan hasil.

Sementara itu, dari segi alasan mengapa peserta mengikuti kegiatan ini ada 2 alasan penting bagi peserta, yakni karena menambah ingin pengetahuan yaitu sebesar 98,6% dan untuk menunjang pekerjaan sebesar 77,7%.

Pelaksanaan program wisatani ini bukan tanpa kendala dalam pelaksanaannya. Peserta memberikan masukkan seperti gangguan sinyal, suara yang kurang jelas, dan gambar saat shooting yang tidak focus (terlalu banyak gerak). Hal ini menjadi bahan masukkan bagi pelaksanaan kegiatan ini. 

Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si selaku Kepala BBPP Binuang dalam apel pagi yang dilakukan rutin Senin dan Kamis mengatakan, kita harus terus berbenah untuk memberikan warna baru bagi pembelajaran daring.

"Instruksi saya selalu berinovasi dan memberikan kontribusi nyata bagi insan pertanian, terus genjot pembelajaran bagi insan pertanian salah satunya melalui program Wisatani, Inkubator Agribisnis, Pemberdayaan Masyarakat sekitar, dan program kita lainnya,” papar Yulia memberikan semangat kepada pegawainya.[rilis]
Lebih baru Lebih lama