Siring Bendung Pitap Kembali Retak dan Longsor

Siring Bendung Pitap Kembali Retak dan Longsor


PARINGIN - Siring luar atau sayap Bendungan Pitap di Desa Nungka, Kecamatan Awayan, Kabupaten Balangan yang longsor pada Desember 2017 silam, dan telah tertangani, kini kembali mengalami retakan dan longsor.

Bendung Pitap yang didanai melalui APBN, Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan II, sebelumnya mengalami longsor pada bagian siring sayap bendungan, dengan kepanjangan sekitar 50 meter.

Diduga, ambruknya siring di Desa Nungka, Kecamatan Awayan waktu itu, karena pondasi yang tipis dan retak, dan ditangani pada masa 2017 - 2018 silam.

Kini lima tahun berselang, pada Selasa (11/1/2022) berdasarkan penelusuran awak media, siring tersebut tampak kembali mengalami longsoran sepanjang kurang lebih lima meter, serta pada bagian siring juga tampak retakan pada dinding siring sayap bendungan.

Armansyah, salah satu pengunjung mengungkapkan, sayap siring tersebut sudah lama tampak retak dan longsor, namun belum ada penanganan dari pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan II, Kenterian PUPR.

"Sudah lama longsor dan retaknya, tapi Bendungan Pitap ini kewenangan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan II, Kementerian PUPR, jadi bingung menyampaikannya kemana, takutnya mereka belum tahu kejadian tersebut," ungkapnya.

Untuk diketahui bersama, Bendungan Pitap adalah satu bendungan terbesar di Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan.

Terletak di Desa Nungka Balangan, Kecamatan Awayan, Bendungan Pitap dibangun pada tahun 2004 hingga 2011, sebagai penunjang ketahanan nasional, yang menjadi sumber aliran air dan irigasi bagi pertanian, luasannya ribuan hektare yang tersebar pada beberapa kecamatan.

Bendungan Pitap dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Balai Wilayah Sungai Kalimantan II dengan menggunakan Anggaran APBN sebagai berikut,

Pada Tahun 2004, Rp11.189.920.000, pada tahun 2005, Rp14.845.000.000, kemudian tahun 2006, Rp22.179.635.000, dan tahun 2007, Rp19.073.670.000, dilanjutkan pada tahun 2011, Rp22.475.238.000.

Selain bendungan, Kementerian PUPR melalui Ditjen Sumber Daya Air juga melakukan pembangunan dan rehabilitasi Jaringan Irigasi Pitap di Kabupaten Balangan untuk meningkatkan suplai air ke area pertanian.

Daerah Irigasi (DI) Pitap dibangun dengan biaya berkisar Rp258 miliar yang akan menjadi jaringan saluran penyuplai air irigasi.

Bendungan Pitap ini dalam rencananya akan mengairi seluas kurang lebih 4.144 hektare lebih lahan persawahan yang mencakup wilayah Paringin, seluas 1,073 hektar, Putat Basiun, Kecamatan Awayan seluas 1.027 hektare, Lok Batung, Kecamatan Batumandi seluas 577 hektar, Sikontan, Baramban, Purun dan Badalungga seluas 410 hektare.

Bendung Pitap kini menjadi lokasi rekreasi keluarga, karena dibangun wilayah pertamanan khusus bagi pengunjung, bahkan warga sekitar juga menjadikan areal lokasi sebagai tempat untuk memancing ikan lokal.[martino]

Lebih baru Lebih lama