Kementan Perkuat Ekosistem Kluster Pertanian untuk Kelayakan Pengajuan Permodalan

Kementan Perkuat Ekosistem Kluster Pertanian untuk Kelayakan Pengajuan Permodalan

BANJAR - Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus mendorong proses regenerasi petani dan mendorong pengembangan usaha pertanian melalui akses permodalan khususnya Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Melalui program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) yang disupport oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD), lembaga pembiayaan internasional dibidang pertanian, Kementan terus meningkatkan minat generasi muda untuk berwirausaha dibidang pertanian 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengingatkan pentingnya akses permodalan bagi para pelaku bisnis pertanian.

"Permodalan menjadi faktor penting dalam kegiatan usaha para petani milenial. Penting sebagai upaya mereka dalam mengembangkan skala usaha mereka,untuk itu akses permodalan, khususnya KUR harus terus diupayakan”. jelas Dedi.

Kementan terus memasifkan informasi mengenai akses KUR bagi Petani Milenial, kali ini di lakukan oleh Unit Pelaksana Teknisnya SMK-PP Negeri Banjarbaru selaku Provincial Project Implementation Unit (PPIU) YESS Programme Kalimantan Selatan.

SMK-PP Negeri Banjarbaru kali ini mengadakan Millenial Agriculture Forum (MAF) edisi Tani Akur tema: “Penguatan Ekosistem Kluster Pertanian untuk Kelayakan Pengajuan Permodalan”. MAF digelar secara daring dari P4S Patra Mandiri, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, pada Rabu (06/12/2023).

Hadir membuka webinar, Project Manajer PPIU Kalsel, Angga Tri Aditia Permana, yang menyampaikan harapannya agar kegiatan MAF ini semoga bermanfaat dan menjadi motivasi bagi petani milenial dalam menjalankan usahanya.

“Semoga forum ini kedepan dapat dilanjutkan oleh BDSP, dalam hal ini P4S secara mandiri dengan pola-pola yang ada, tidak harus zoom dll. Intinya mempertemukan offtaker, pengusaha yang kemudian dapat bermitra dengan petani milenial di sekitar mereka.”, kata Angga.

"Kedua ada pihak pemberi modal atau yang dapat memberi akses permodalan bertemu di forum ini. Selain diskusi juga ada bisnis matching antara petani yang perlu mitra dengan offtaker yang perlu mitra yang kontinyu perlu mitra petani”, tambahnya.

Angga melanjutian, kegiatan ini juga digunakan sebagai peningkatan literasi keuangan, tidak hanya berbicara tentang pencatatan keuangan. Tetapi bagaimana kita mengakses keuangan itu sendiri, melihat, memilih akses pemodalan mana yang bisa dimanfaatkan oleh petani.

MAF Rabuan mengundang 5 narasumber diantaranya pertama Normadiah selaku Kasubbag Perekonomian TPKAD, Kabupaten Banjar. Kedua, Dedi Nurmadi, selaku Kepala Bidang Bappedalitbang Kab. Banjar. Ketiga, Misrani seorang Offtaker Gapoktan Kayuh Beimbai. Keempat, yaitu Rifani Hernadi dari BPP Simpang Empat Kabupaten Banjar, Terakhir, Saukani sebagai Local Champion penerima manfaat Program YESS dari Kabupaten Banjar.

Diawali Dedi Nurmadi memaparkan terkait Program YESS yang ada di Kabupaten Banjar. Ia memaparkan, sebagai tim koordinasi DCT, telah merumuskan dan membantu terkait kebijakan, khususnya hari ini penguatan ekosistem kluster pertanian, untuk kelayakan permodalan. Pasalnya, sektor pertanian merupakan penyumbang dana di Kabupaten Banjar, mengalahkan tambang.

Lanjut Normadiah dari Perekonomian TPKAD, Kabupaten Banjar yang menyampaikan, bahwa petani muda dari Kabupaten Banjar dapat mengajukan modal melalui Program Kurma Manis. Sebab, akses permodalan untuk pengembangan usaha ini memiliki bunga 0%, namun tentunya harus memiliki usaha minimal sudah berjalan 6 bulan.

Pemateri ketiga asal BPP Simpang Empat, Rifani Hernadi yang menjelaskan harapan kedepannya sektor pertanian terus maju, melalui peran kelembagaan petani untuk memudahkan pembinaan dan penumbuhan petani oleh Balai Penyuluhan Pertanian di wilayah masing-masing.

Pemateri selanjutnya ialah Misrani seorang Offtaker dari Kabupaten Banjar, yang mengajak petani muda untuk mau melakukan budidaya hortikultura dan jangan takut untuk menjual kepadanya. Ia bahkan mengajak untuk menjalin Kerjasama dengannya, karena mereka ada 2 koperasi yaitu permodalan dan Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP).

Terakhir Saukani seorang petani tomat, timun dan terong, menceritakan awalnya Ia adalah pekerja di sektor tambang, namun terkena PHK. Di tahun 2020, Ia ikut Program YESS sebagai penerima Manfaat untuk permagangan bersertifikat di P4S Patra Mandiri. 

Namun sekarang Ia telah mengembangkan usaha pertanian melalui budidaya sistem hidroponik. Bahkan sekarang tempatnya ditunjuk menjadi tempat pemagangan bagi peserta Permagangan Bersertifikat di 2023.[adv]

Sumber : Tim Ekpos SMK-PP Negeri Banjarbaru
Lebih baru Lebih lama